Ads 468 x 60

Showing posts with label Hobi. Show all posts
Showing posts with label Hobi. Show all posts

22/11/2012

22/11/2012

Merawat Bunga Krisan


Merawat Bunga Krisan



Dalam menanam bunga krisan dalam pot harus dirawat dengan baik agar bunga tampak lebih indah. Jika dirawat dengan baik maka bunga krisan akan jauh lebih indah dan akan tumbuh dengan baik.

Berikut adalah cara merawat bunga krisan dalam pot
Semula menyiapkan pot yang berdiameter 15-20 cm. Tinggi pot juga bebas semisal 15-20 cm. Pada bagian dasar pot diberi lubang yang lebarnya 0,5-1 cm. Jumlah lubang ini cukup 4 buah saja dengan keguanaan sebagai pembuangan air siraman.

Setelah beres pot tersebut diberi media tanam yang berupa campuran antara tanah dan sekam padi dengan perbandingan 2:1. Bisa pula berupa campuran tanah dan sabut kelapa yang sudah dihancurkan dengan perbandingan 2:1.

Kalau media tanah sudah dimasukkan dalam pot, maka tinggal menanam bibit bunga krisan. Mengupayakan bibit yang dipakai harus berasal dari pengembangan vegetatif semisal dari anakan atau setek karena memiliki sifat unggul seperti induknya. Satu pot bisa ditanami 5-7 bibit bunga krisan. Penanamannya harus agak melebar demi menghindari jarak yang terlalu rapat antara satu bibit bunga krisan dengan bibit bunga krisan yang lainnya.

Perawatan bunga krisan berikutnya adalah menyiram dan memupuknya. Penyiraman dilakukan setiap hari dengan mengupayakan media tanam selalu lembab dan basah. Namun jangan becek lantaran justru dapat membusukkan akar bunga krisan.

Umur sebulan bunga krisan dapat dipupuk NPK 15-15-15 sebanyak 2 gram perpot. Pemupukan berikutnya dilakukan lagi setiap 2 minggu sekali dengan dosis yang sama. Pupuk tersebut dapat disebar diantara bibit bunga krisan yang ada. Bisa pula dilarutkan dulu dalam air dengan dosis 2 gram perliter air, lantas disiramkan pada bunga krisan tersebut.

Hanya dengan perawatan demikian,  bunga krisan akan tumbuh dengan suburnya hingga bisa berbunga menawan ketika umurnya mencapai 3-4 bulanan. Biarkan bunga bermunculan sampai mengering sendiri diatas pohonnya. Upayakan bunga krisan tersebut tersentuh sinar matahari langsung demi menunjang pertumbuhan dan pembungaannya.

Mengingat bunga krisan dalam pot punya nilai estitika yang tiada tara, maka keberadaannya bisa diletakkan diatas meja, teras rumah, sudut ruangan atau tempat-tempat lainnya. Pendek kata, bunga krisan dalam pot ini bisa mempercantik ruangan, hanya saja meletakkannya harus terkena sinar matahari langsung.

Untuk merangsang pertumbuhan dan pembungaannya, tanaman bunga krisan dapat disemprot pupuk daun setiap 1-14 hari sekali.
Pupuk daun bebas dipilih jenis dari jenis apa saja semisal Vitabloom.

nah silahkan mencoba, semoga berhasil

08/11/2012

08/11/2012

KREATIVITAS MEMBUAT TANAMAN BONSAI

KREATIVITAS MEMBUAT TANAMAN BONSAI




A. KREATIVITAS DAN KETEKUNAN SEBAGAI MODAL UTAMA

 Membuat bonsai tampaknya mudah dan sederhana. Padahal, membuat bonsai yang baik sebenarnya cukup sulit bagi orang awam dan gampang-gampang susah bagi yang sudah mengetahuinya. Yang jelas, menciptakan  bonsai yang baik membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Paling cepat 2-4 tahun. Lamanya waktu tergantung pada jenis tanamannya. Ada 4 ukuran tinggi bonsai yang bisa dipilih, yakni miniature, kecil, sedang, dan rata-rata. Biasanya bonsai miniature tinggi hanya sekitar 5cm dan dipersiapkan selama sekitar 5 tahun. Bonsai kecil tinggi 5-15cm yang membutuhkan waktu persiapan sekitar 5-10 tahun. Bonsai berukuran sedang tinggi 15-30cm yang memerlukan waktui persiapan sekitar 3 tahun. Membuat bonsai membutuhkan kreativitas, ketekunan, ketelitian, dan kasih sayang.

B. MODEL ATAU GAYA BONSAI

            Model atau gaya bonsai paling dasar yang perlu dikuasi pemula adalah berdasarkan gaya tumbuhnya, yakni formal dan menggantung. Penjabaran lebih jelas kedua gaya ini adalah sebagai berikut:

a. formal
            Model atau gaya formal mengikuti pertumbuhan normal dari tanaman yang bersangkutan. Gaya ini terdiri dari tegak lurus, tegak berliku, dan miring.

1. Tegak Lurus
            Bonsai dengan gaya tegak lurus memiliki batang yang tegak lurus dari pangkal akar sampai ke top mahkota atau puncak batang. Diameter pangkal batang besar dan semakin ke atas batang semakin mengecil. Demikian juga dengan cabang dan ranting pun semakin ke ujung semakin mengecil. Diameter cabang dibagian bawah lebih besar dibandingkan dengan bagian atas. Akar bonsai ini kuat dan menjalar ke segala arah dipermukaan media tanam. Bonsai dengan gaya ini memiliki jarak antar cabang yang tidak merata. 

Semakin ke atas jarak antar cabangnya semakin rapat. Arah percabangan harus diperhatikan. Pembentukkan bonsai dengan gaya tegak lurus diawali dengan menentukan cabang yang akan dijadikan sebagai top mahkota. Setelah cabang top mahkota ditentukan, batang yang terletak diatasnya dipotong. Sebaiknya, pemotongan batang tersebut menghadap kesamping atau kearah belakang agar bekas pemotongan tidak tampak didepan.

2. Tegak Berliku
            Bonsai dengan gaya tegak berliku memiliki batang yang tegak, tetapi berlekuku-lekuk. Seperti halnya bonsai dengan gaya tegak lurus, bonsai ini juga memiliki pangkal batang yang besar dan semakin ke top mahkota mengecil. Cabang bagian bawah lebih besar dibandingkan cabang dengan bagian atasnya. Namun, cabang bagian atas itu tampak tumbuh di setiap lekukan batang. Cabang bagian bawah dibentuk hingga tingginya sepertiga dari tinggi keseluruhan batang. Lekukan sebaiknya selalu dibuat  mengarah kekiri dan kekanan atau sebaliknya. Agar terkesan alami, arah cabang perlu dibuat kedepan agak menyerong kekiri atau kekanan, sehingga lekukannya tampak dari arah depan.

3. Gaya Miring
            Bonsai dengan gaya miring mengesankan sebuah pohon yang tumbuh di sebuah lereng atau tanah yang miring. Bonsai dengan gaya ini memiliki pangkal batang yang lebih besar dari pada pucuk batangnya. Akarnya harus terkesan kuat menahan tegaknya pohon. Pembentukan bonsai bergaya miring diawali dengan pengawetan batang. Batang yang tadinya tumbuh tegak diubah arah tumbuhnya ke samping dengan melakukan pengawatan. Lama-kelamaan, batang yang dikawat akan tumbuh miring dengan sendirinya. Arah percabangan sebaiknya dibuat sejajar dengan permukaan tanah atau merunduk kea rah permukaan tanah, sehingga kesan miring bisa terlihat jelas.

b. Menggantung atau cascade

            Gaya ini berlawanan dengan pertumbuhan normal tanaman. Gaya ini ada dua, yakni semi menggantung dan murni menggantung

1. Setengah Menggantung
            Bonsai dengan model setengah menggantung mengesankan pohon yang tumbuh di tempat-tempat tandus, seperti tebing yang curam. Pohon di sela-sela tebing pertumbuhannya akan membelok ke atas mencari cahaya. Jika dipindahkan ke pot, pohon itu tampak miring dan menggantung. Bonsai dengan gaya ini puncak atau top mahkotanya tidak boleh melebihi bibir pot

2. menggantung
            Gaya menggantung sama dengan gaya setengah menggantung, hanya top mahkotanya melebihi atau jauh dibawah biir pot. Cara pembentukannya juga sama dengan pembentukan bonsai bergaya setengah menggantung.

C. TEKNIK MEMBONSAI

a. pemotongan dan pemangkasan
            prinsipnya, pemotongan dan pemangkasan dilakukan hingga lukanya rata dengan permukaan pangkal tumbuhannya. Pemotongan batang atau cabang yang kurang sehat atau pertumbuhannya jelek harus mempertimbangkan pertumbuhan cabang atau lainnya yang sehat. Pertumbuhan bisa diperbanyak dengan cara pemotongan akar mengarah ke samping.

b. pengawatan
            Bertujuan membentuk batang, cabang, dan ranting agar tumbuh sesuai dengan arah yang diinginkan. Pengawatan harus dilakukan dengan hati-hati. Jangan terlalu kencang, tetapi jangan terlalu longgar.

c. posisi bonsai di pot
            Posisi yang sempurna ditentukan oleh letak tanaman di pot yang digunakan. Posisi bonsai tergantung pada gaya yang digunakan. Jadi, bonsai tidak harus ditanam ditengah-tengah pot. Dipot persegi panjang, lonjong, atau oval, atau pot memanjang, tanaman bisa diletakan dengan jarak sepertiga dari sisi pot.

d. penanaman

            Langkah-langkah penanaman bonsai:
  1. siapkan pot, media tanam, dan bakalan bonsai
  2. kurangi akar bakalan bonsai agar sesuai dengan ukuran pot
  3. masukkan sebagian media tanam ke dalam pot
  4. tanam bakalan dengan posisi tanam yang pas
  5. masukkan kembali media tanam untuk menguatkan posisi tanam tersebut, kemudian padatkan menggunakan ujung jari dan telapak tangan
  6. rawat bonsai dengan baik
e. Menciptakan kesan tua
   Bonsai akan lebih bagus jika tanaman tersebut diberi kesan tua. Kesan tua ini biasanya ditandai dengan pertumbuhan cabang yang rata-rata merunduk ke bawah dan akar yang menjalar sampai permukaan tanah

Sumber : bonsai-plant.awardspace.com

20/10/2012

20/10/2012

Kegunaan Kelapa


Kegunaan Kelapa



Banyak sekali kegunaan kelapa, dari akar sampai ujung daun dapat di fungsikan. Populasi tanaman kelapa Indonesia adalah yang terbesar di dunia, pohon kelapa tumbuh sekitar 3 juta hektar di Indonesia atau 31% dari total pohon kelapa dunia. Dari sini seharusnya Indonesia bisa menguasai produk berbahan dasar kelapa, misalnya produk minyak kelapa ,sabut,  tempurung, dll.

Saat ini untuk produksi sabut kelapa, Indonesia masih kalah dari India dan Filipina. Efisiensi produksi sabut India mencapai 50% lebih, sementara Indonesia baru 10%. Untuk sabut kelapa, India dan Srilangka lah yang menguasai pasar dunia, sedangkan minyak kelapa masih didominasi oleh Filipina. Semua produk dan bahan baku kelapa sebenarnya sangat berpotensi besar, baik di pasar lokal maupun Internasional. Hampir semua bagian buah dan pohon kelapa bisa dimanfaatkan .
Beberapa bagian dari tanaman kelapa yang bisa dimanfaatkan untuk produk bernilai ekonomi sbb :

batang pohon kelapa
1.Batang Pohon Kelapa
Batang pohon kelapa selain dimanfaatkan sebagai kayu ,bisa pula dijadikan sebagai (Glugu ) bahan bangunan   dan beberapa perkakas rumah lainnya .



2. Batang Lidi kelapa
Lidi dan daun kelapa bisa dijadikan sapu,tempat tisu dan tas etnik dll.

3. Daun kelapa :
Daun kelapa bisa digunakan untuk pembungkus ketupat dan bahan kerajinan, serta untuk atap rumah.

4. Tempurung Kelapa
Tempurung kelapa bisa dijadikan berbagai produk ,seperti misalnya : arang untuk membuat karbon aktif (berguna untuk mengoperasikan kipas, filter air, briket, asap cair dan lainnya. Briket termpurung kelapa memiliki kalor yang tinggi dan menghasilkan panas yang bagus, sehingga briket cocok untuk industri makanan, dan industri-industri lainnya yang memerlukan pemanasan pada proses produksinya. Sedangkan tempurung yang digunakan untuk menghasilkan asap cair bisa digunakan untuk penqawetan makanan, ikan dan desinfektan.Beberapa pengrajin mam;pu menyulap tempurung atau batok kelapa menjadi barang bermanfaat, seperti misalnya centong, dompet,sendok,mainan anak-anak, dll.


5. Sabut Kelapa
Produk berbahan sabut kelapa yang disebut cocopeat bisa digunakan sebagai media tanam dan media ternak cacing karena bisa menahan serapan air. Limbah cocopeat berupa serbuk kasar juga bisa digunakan sebagai bahan bakar Industri pembuatan batu bata dan tahu. Selain untuk cocopeat, serabut kelapa juga bisa digunakan sebagai bahan baku cocofiber yang digunakan untuk bahan pembuat matras, pengisi jok pesawat, jok mobil, kasur pegas, sikat, tali , filter, sebagai penahan erosi pada lereng pegunungan ataupun daerah pantai, untuk peredam suara . Cocofiber dapat digunakan juga untuk membuat cocopot yaitu pot berbahan sabut kelapa yang bisa digunakan sebagai media tanam alami . Sabut Kelapa juga dijadikan salah satu komponen dalam pembuatan briket


6. Daging buah kelapa
Pada bagian daging buah kelapa bisa untuk minyak kelapa, nata de coco, santan dan juga sebagai bahan minuman dan Iain-lainnya. Produk berupa minyak kelapa, yang diisukan sebagai minyak jahat atau minyak kampung, ternyata hanya propaganda pasar barat yang notabene mereka ingin melindungi pasar minyak kedelainya . Banyak ilmuwan yang menyatakan bahwa minyak Kelapa jauh Lebih sehat dari minyak manapun , baik untuk kosmetik maupun konsumsi.

7. Air Kelapa 
air kelapa muda sering dimanfaatkan sebagai obata-obatan tradisional dan kecantkan ,,karena mengandung vitamin c ,asam nikotinat,asam folat,dll
air kelapa juga merupakan minuman sumber oksien karena dapat menambah ion-ion yang hilang pada tubuh saat sedang berkeringat.

 peluang usaha ini juga sudah di jalankan oleh seorang pengusaha di kota Yogyakarta ..,,,

       Beliau mengatakan Bahkan, permintaan hasil kerajinan kayu kelapa, seperti pelengkap perkakas rumah tangga naik sejak tiga tahun belakangan. Menurut perajin sekaligus penjual kerajinan dari kayu kelapa di Yogyakarta, Riadina, pesanan asbak, nampan, mangkuk, lampion lampu, hingga gazebo makin diminati masyarakat. "Sejak saya mempromosikan barang kerajinan kayu kelapa lewat internet, pesanan meningkat hingga 50%," tutur pemilik situs www.joglohandycraft.wordpress ini.









Letusan Gunung Merapi pun tak menyurutkan permintaan. "Pesanan selalu datang, tak ada pembatalan. Hanya, saya mengalami kesulitan dalam pengiriman," ungkap Riadina.

Tekstur kayu kelapa yang kasar serta serat yang unik, justru disukai pembeli. Kesan alami dan ramah lingkungan begitu terlihat dalam bermacam produk kerajinan itu.

Apalagi, kayu kelapa juga dikenal bandel. Kayu ini antirayap dan tahan dalam segala kondisi cuaca atau tak gampang memuai.

Selain itu, furnitur berbahan kayu kelapa masih memiliki kesan eksklusif lantaran belum banyak pemakaiannya sebagai kerajinan. Segala kualitas yang dimiliki pohon kelapa telah menjadikan kayu kelapa layak dijadikan bahan baku kerajinan. "Dibandingkan dengan kerajinan yang terbuat dari kayu lain, kayu kelapa jelas lebih aman karena penggunaan bahan kimianya tidak terlalu banyak. Hanya terdapat di catnya saja," jelas Budiyana, pemilik Jingga Craft yang memiliki galeri di Meruya, Jakarta.Untuk mendapatkan hasil kerajinan kayu kelapa yang bagus dan sesuai dengan model yang diharapkan, Riadina bilang, ia harus memilih kayu kelapa yang benar-benar kering. Jika basah sedikit saja, ia langsung menjemurnya. Kayu yang benar-benar kering untuk menghindari barang kerajinan nantinya tak mudah retak. Selain itu, ketika proses pewarnaan, catnya bisa lebih merata. Supaya terlihat indah, Budiyana pun melapisi cat furniturnya hingga tiga kali. Sebelumnya, ia memastikan dulu, barang-barang kerajinan atau furnitur itu benar-benar halus. Untuk menjaring lebih banyak pelanggan, Budiyana yang mengawali bisnis kerajinan kayu kelapa dari hobi, juga memberikan garansi selama tiga tahun, jika ada keretakan atau mengalami kerusakan yang berasal dari pengelolaan barang yang tidak teliti.

Di galerinya, Budiyana lebih banyak menjual pot scaping batok kelapa motif batik. Harganya, Rp 150.000-Rp 400.000 per unit.

Di showroom Riadina, kerajinan lampu menjadi pesanan favorit. Ia menyediakan tiga model lampu, yakni wall lamp silinder atau kotak, kemudianball tample lamp, dan floor tample lamp. "Bentuknya unik dengan serat bergaris pendek, ini menjadi ciri khas dari produk kami," ujar Riadina yang menjual lampu itu Rp 80.000-Rp 1,5 juta per unit. 

Belakangan, pesanan nampan dan mangkok juga makin banyak. Harga kedua barang ini berkisar Rp 18.000 hingga Rp 45.000 per unit. Berkat pesanan yang terus mengalir, pendapatan Radina pun melonjak. Kini, setiap bulan, dia bisa meraih omzet Rp 50 juta per bulan.

dan semoga informasi ini bermanfaat dan memberika inspirasi untuk membuka usaha... dari alam yang lainnya...


12/10/2012

12/10/2012

Tips Menghilangkan ketombe dengan daun Kangkung


Tips Menghilangkan Ketombe memang sudah banyak yang membahas akan tetapi tidak ada salahnya jika saya berbagi lagi supaya anda lebih tahu pentingnya menjaga kesehatan kepala anda.

Dengan adanya kulit kepala yang berketombe dan membuat kita jadi tidak percaya diri. Bagaimana cara mengatasi ketombe ? berikut ini akan saya jabarkan untuk anda :


Tips Ampuh Mengatasi Ketombe dengan daun Kangkung



1.       Ambil satu ikat daun kangkung yang masih segar
2.      Cuci bersih daun kangkung tersebut, lalu rebus di dua gelas air sampai airnya tersisa satu gelas.
3.      Saring airnya, dan kemudian dinginkan
4.      Remas-remas daun kangkung yang sudah tadi kita rebus, setelah itu usapkan kerambut yang berketombe.
5.      Biarkan sampai kurang lebih 30 menit
6.      Bilas dengan air rebusan daun kangkung yang sudah kita dinginkan tadi.
7.      Setelah itu kita cuci dengan air bersih.


Nah cuma itu sekilas mengenai Khasiat Daun Kangkung Untuk Menghilangkan Ketombe semoga bermanfaat untuk anda semua.

Cara Budidaya Kangkung Darat Semi Organik


Cara Budidaya Kangkung Darat Semi Organik



Kangkung (Ipomoea sp.) dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi.. Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk kedalam famili Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna hijau keputih-putihan merupakan sumber vitamin pro vitamin A. Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Kangkung darat, hidup di tempat yang kering atau tegalan, dan 2) Kangkung air, hidup ditempat yang berair dan basah.
Petanian Organik adalah sebuah bentuk solusi baru guna menghadapi kebuntuan yang dihadapi petani sehubungan dengan maraknya intervensi barang-barang sintetis atas dunia pertanian sekarang ini. Dapat dilihat, mulai dari pupuk, insektisida, perangsang tumbuh, semuanya telah dibuat dari bahan-bahan yang disintesis dari senyawa-senyawa murni (biasanya un organik) di laboratorium. Pertanian organik dapat memberi perlindungan terhadap lingkungan dan konservasi sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, memperbaiki kualitas hasil pertanian, menjaga pasokan produk pertanian sehingga harganya relatif stabil, serta memiliki orientasi dan memenuhi kebutuhan hidup ke arah permintaan pasar.

Teknologi Budidaya

1. Benih
Kangkung darat dapat diperbanyak dengan biji. Untuk luasan satu hektar diperlukan benih sekitar 10 kg. Varietas yang dianjurkan adalah varietas Sutra atau varietas lokal yang telah beradaptasi.

2. Persiapan Lahan
Lahan terlebih dahulu dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur, setelah itu dibuat bedengan membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya adalah 100 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan + 30 cm. Lahan yang asam (pH rendah) lakukan pengapuran dengan kapur kalsit atau dolomit.

3. Pemupukan
Bedengan diratakan, 3 hari sebelum tanam diberikan pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 20.000 kg/ha atau pupuk kompos organik hasil fermentasi (kotoran ayam yang telah difermentasi) dengan dosis 4 kg/m2. Sebagai starter ditambahkan pupuk anorganik 150 kg/ha Urea (15 gr/m2) pada umur 10 hari setelah tanam. Agar pemberian pupuk lebih merata, pupuk Urea diaduk dengan pupuk organik kemudian diberikan secara larikan disamping barisan tanaman, jika perlu tambahkan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 1 dan 2 minggu setelah tanam.

4. Penanaman

Biji kangkung darat ditanam di bedengan yang telah dipersiapkan. Buat lubang tanam dengan jarak 20 x 20 cm, tiap lubang tanamkan 2 - 5 biji kangkung. Sistem penanaman dilakukan secara zigzag atau system garitan (baris).

5. Pemeliharaan
Yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan air, bila tidak turun hujan harus dilakukan

penyiraman. Hal lain adalah pengendalian gulma waktu tanaman masih muda dan menjaga tanaman dari serangan hama dan penyakit.

6. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Hama yang menyerang tanaman kangkung antara lain ulat grayak (Spodoptera litura F), kutu daun (Myzus persicae Sulz) dan Aphis gossypii. Sedangkan penyakit antara lain penyakit karat putih yang disebabkan oleh Albugo ipomoea reptans. Untuk pengendalian, gunakan jenis pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya.
7. Panen

Panen dilakukan setelah berumur + 30 hari setelah tanam, dengan cara mencabut tanaman sampai akarnya atau memotong pada bagian pangkal tanaman sekitar 2 cm di atas permukaan tanah.

8. Pasca Panen
Pasca panen terutama diarahkan untuk menjaga kesegaran kangkung, yaitu dengan cara menempatkan kangkung yang baru dipanen di tempat yang teduh atau merendamkan bagian akar dalam air dan pengiriman produk secepat mungkin.

02/10/2012

02/10/2012

Cara-Cara Melipat Pesawat Dari Kertas

Cara-Cara Melipat Pesawat Dari Kertas

Bagi Adik-adik yang ingin menjadi Pilot ataumempunya kapal terbang sendiri, kamu harus sabar dahulu karena hal itu membuuhkan waktu yang cukup panjang. untuk menjadi Pilot diperlukan beberapa pendidikan khusus.

Bagi Adik adikyang tergesa-gesa ingin mempunyai pesawat atau kapl terbang sendiri, Berikut ada Cara-Cara Melipat Pesawat Dari Kertas yang bisa adik-adik coba dan bisa membuat pesawat dalam jumlah banyak.

Lihat Gambar di bawah Cara-Cara Melipat Pesawat Dari Kertas :







                 






TEKNIK HIBRIDISASI BUNGA ANGGREK


TEKNIK HIBRIDISASI BUNGA ANGGREK




Pendahuluan.
Menyilangkan bunga anggrek yang dimaksud disini adalah mengawinkan bunga anggrek yang dengan sengaja kita lakukan untuk tujuan tertentu. Menyilangkan bunga anggrek dapat kita lakukan antar jenis ataupun antar marga atau genus. Tujuan menyilangkan anggrek pada umumnya untuk mendapatkan mutu bunga anggrek yang lebih bagus. Keindahan suatu kuntum bunga anggrek bersifat relative menurut kepuasan dari si penyilang. Hanya saja untuk keperluan lomba diberlakukan criteria-kriteria tertentu. Untuk Indonesia telah dibakukan dalam”Pedoman baku Penilaian Anggrek Indonesia” Perhimpunan Anggrek Indonesia. Kecenderungan penyilang di Indonesia mengacu kepada kesempurnaan bentuk, warna, dan susunan seperti yang tercantum pada pedoman di atas.

Mendapatkan bunga anggrek yang indah dari hasil silangan kita sendiri yang sesuai dengan harapan saat melakukan silangan adalah suatu kepuasan tersendiri sebagai seorang breeder. Kepuasan ini akan bertambah menjadi kebanggaan tersendiri jika anggrek hasil silangan tersendiri tersebut mampu meraih suatu juara saat dilombakan. Anggrek-anggrek yang juara tentunya akan memiliki nilai jual yang sangat tinggi apabila koleksi yang persis seperti anggrek juara tersebut hanya satu atau dua tanaman saja. Bagi mereka yang telah berorientasi bisnis dan memiliki sedikit kemampuan teknik memperbanyak melalui kultur jaringan tumbuhan, ini akan menjadi komoditi yang tidak kecil jumlahnya. Melakukan cloning diharapkan akan menadapatkan jumlah bibit anggrek dalam jumlah banyak secara singkat tanpa kehilangan sifat dan cirri dari tanaman anggrek yang dikulturkan. Jalan ini sering dipakai para breeder yang sekaligus juga menekuni bidang bisnis anggrek potong.

Namun demikian gambaran diatas sering tidak seindah seperti yang kita lihat. Anggrek yang kita silangkan ternyata tidak seperti yang kita inginkan. Untuk itu perlu dipahami terlebih dahulu bagaimana sifat dan ciri bunga anggrek.itu diturunkan. Sebagai sumber sifat dan ciri yang diturunkan dalam menghasilkan anggrek silangan yang unggul, selama inai digunakan anggrek-anggrek alam yang telah mengalami pemuliaan berulang-ulang. Pemualiaan dilakukan antar jenis bahkan antar marga sehingga dikenal dengan istilah silangan bigeneric, trigeneric, dan tetrageneric.

 Untuk mengatasi kejadian menyimpangnya hasil silangan dari harapan maka kita perlu diketahui sifat-sifat dominan yang menguntungkan dan sifat-sifat resesif yang merugikan dari buga anggrek yang akan kita silangkan. Sebagai contoh beberapa anggrek alam yang dapat digunakan sebagai sumber genetis dapat dilihat dalam table berikut :


 Jika kita menyilangkan anggrek A dengan anggrek B maka jumlah dan lebar kuntum bunga hasil silangan kita engikuti rumus :

 A = jumlah atau lebar kuntum bunga A
B = jumlah atau lebar kuntum bunga B

Sifat-Sifat Yang Diturunkan Pada Tanaman Anggrek

Sebetulnya pengetahuan tentang ilmu keturunan pada tanaman anggrek masih sedikit. Hal ini disebabkan oleh karena factor-afaktor keturunan pada tanaman anggrek yang sangat komplek adan kurangnya penyelidikan dalam hal ini. Meskipun demikian masalah-masalah yang timbul pada hibridisasi tanaman anggrek ini sedikit banyak dapat dipecahkan.

Pada hibridisasi anggrek yang diutamakan ialah mendapatkan sifat-sifat seperti warana, ukuran, kemampauan, dan waktu berbunganya yang memenuhi selera konsumen. Kejadian-kejadian pada persilangan tanaman anggrek yang menarik dapat dikemukakan seperti di bawah ini :

• Apabila Cattleya kuning dikawinkan dengan Cattleya berwarna ungu, keturunannya akan berwarna lila/ungu. Akan tetapi sailangan antara Laelia kuning dengan Cattleya ungu akan menghasilkan keturunan yang berwarna kuning. Kejadian-kejadian ini dapat diterangkan sebagai berikut :
Sifat kuning dari Cattleya adalah resesip sedangkan sifat ungu adalah dominant. Aakan tetapi sifat kuning pada Laelia adalah dominant terhadap sifat ungu dari Cattleya.

• Lebih sulit lagi yaitu mengenai diturunkannya warna putih dari Cattleya. Masalah ini telah diselidiki oleh Charles Chamberlain Hurst yang memberi dasar bagi Orchid breeders, bertujuan mendapatkan hibrida-hibrida Cattleya berwarana putih. Banyak kejadian beberapa spesies Cattleya berwarna putih menurunkan warna putihnya, akan tetapi ada yang keturunannya tidak putih.

Dalam hal ini Hurst menerangkan adanya 2 faktor yang berpengaruh pada albinisme ini :
• Pertama : disebabkan oleh karena faktor yang menyebabkan terjadinya warna yaitu suatu enzyme yang dapat sebagai gen resesip maupun dominan.
• Kedua : disebabkan oleh karena faktor pembentuk warna yang disebut Khromogen yang dapat sebagai resesip maupun dominan.

Apabila tiap faktor ada dalam bentuk yang dominan, maka warana akan timbul. Warana putih akan tampak apabila saalah satu atau kedua factor tersebut bersifat resesip.
Hal lain lagi yaitu diturunkannya ukuran dan banyaknya bunga. Pada umumnya dikatakan bahwa keturunan dari tanaman anggrek bunganya akan berukuran rata-rata dari tanaman tetuanya. Misalanya saaja apabila tanaman induknya memiliki diameter 12 cm dan atanaman ayah diameternya 3 cm, keturunannya berukuran 7,5 cm.

Menurut Robert J. Gillespie di Ameriaca Orchid Society Buletin Vol. 28 No. 6 June 1959 , diameter bunga dari keturunannya adalah 3 x 12 = 36 = 6 cm.

Perhitungan ini juga berlaku bagi banyaknya bunga. Tanaman yang biasanya hanya berbunga paling banyak 8 kuntum apabila disilangkan dengan tanaman yang maksimal berbunga 2 kuntum, keturunannya akan berbunga sebanyak 8 x 2 = 16 = 4 kuntum.

Dengan adanya tanaman-tanaman yang polyploid maka timbullah banyak masalah dalam pemuliaan silangan-silangan antara triploid dan diploid menghasilkan keturunan yang diploid, akan tetapi kadang-kadang keluar yang triploid dan tetraploid. Silangan a ntara diploid dan tetraploid menghasilkan keturunan yang triploid , kadang-kadang tetraploid. Antara tetraploid dengan tetraploid menghasilkan keturunan tetraploid pula. Keturunan tetraploid ini kerap kali menghasilkan banyak biji yang baik kalau disemaikan.

Sebaliknya dengan tanaman triploid sebagai tanaman induk menghasilkan biji yang sangat sedikit, semainya lemah, jumlah khromosomnya sangat variable dan kerap kali timbul aneuploidi. Keturunan dari silangan ini bermacam-macam sifat pertumbuhannya, ada yang kecil, lemah pertumbuhannya lambat, akarnya sedikita,a tetapi kadang-kadang besar kuat dan sehat.
Meskipun triploid dan tetraploid sering timbul dalam semua silangan, tetapi biasanya dihasilkan dari silangan diploid dan tetraploid dan antara tetraploid dan tetraploid.

1. Pewarisan Warna Pada Tanaman Anggrek

Sejak J Dominy mulai menyilangkan bunga anggrek pada tahun 1853, maka warna pada anggrek merupakan salah satu afaktor yang menjadi obyek penyelidiakan para penyilang. Tahun 18a62 Henri Lecoq menyatakan bahwa untuk mendapatkan warna coklat perlu adanya tiaga warna , yaitu biru, merah dan kuning yang dikombinasikan dari kedua tetuanya. Lecoq juga menyelidiki persilangan antara anggrek berbunga putih dengan varietas yang berwarna lain , dan disimpulka bahwa keturunannya akan berwarna campuran dan apabila dilakukan back cross dengan salah satu tetuanya akan mendapatakan warna yang cerah lagi. Maula-mula penemuan Lecoq hanya merupakan spekulasi saja, akan tetapi dengan diketermukannya Hukum Mendel pada tahun 1900 maka hal penurunan warna tersebut mendapatkan dasar yang ilmiah. Maka sejak tahun 1900 penurunan warna merupakan faktor genetis yang giat diselidiki oleh para peneliti.

Di bawah ini akan sedikit diuraikan mengenai penurunan warna dari bunga anggrek yang merupakan rangsangan terhadap penelitian-penelitian yang lebih mendalam dilapangan.

a. Dasar Kimiawi Dari Warna

Warna pada tanaman anggrek disebabkan oleh adanya pigmen-pigmen warna. Warna-warna ini ada tiga golongan yaitu warna putih, warana kuning dan warna biru.
Zat yang membentuk warna-warni ini adalah Anthocyanin, anthoxanthin, dan plastida-plastida yang berpigmen. Anthocyanin merupakan ikatan kimia organik yang berpengaruh untuk warna-warna merah, merah tua, dan biru.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut antara lain :
a. Faktor luar, yang paling penting artinya ialah pH adari cairan sel yang melarutkan anthocyanin. Kalau persentase asamnya tinggi atau pHnya kecil, maka tampak warna merah, kalau pHnaya naik (basa) maka warna bunga akan menjadi biru.
b. Kopigmentasi
Secara kimiawi anthoxanthin mempunyai hubungan yang dekat dengan anthocyanin, tetapi kedua zat tersebut memberikan warna yang berbeda. Anthoxanthin memberikan warna kuning pucat sampai kuning tua. Anthicyanin dan anthoxanthin kedua-duanya larut dalam cairan sel, sehingga kedua warna ini dapat bercampur seperti cat warna saja.
Tetapi ada peristiwa yang alain yang belum begitu diketahui yaitu peristiwa kopigmentasi. Anthoxanthin tertentu yang biasanya memberikan warna kuning gading, apabila bersama-sama dalam larutan ayang sama deangan anthocyantin menghasilkan warna yang berbesa dengan harapan orang.
Kerapkali menghasilkan warna yang lebih biru daripada yang diharapkan. Menurut Crane dan Lawerence awarana biru, merah kebiruan, dan magenta kebiruan disebabkan oleh karena Ko pigmentasi sebagian.

b. Pigmen Dalam Plastida
Pada Orchidaceae juga dijumpai pigmen-pigmen didalam plastid terutama pada Spesies Cypripedinae, akan tetapi dalam familia ini tidak begitu penting apabila dibandingakan dengan pigmen-pigmen yang larut dalam cairan sel, karena pigmen plastiada ini berbentuk butir-butir, karena tidak dapat bercampur dengan pigmen-pigmen yang larut seperti pada anthocyanin dan anthoxanthin. Kalau anthocyanin dan anthoxanthin tidak ada maka warna yang nampak dari pigmen plastida, tetapi kalau kedua warna tersebut ada pigmen plastida hanya sebagai latar belakang. Pigmen plastiada ini tidak terpengaruh pH dan terjadinya sangat berbeda dengan pigmen-pigmen yang larut.

c. Pewarisan Pada Cattleya
Dimuaka telah disinggung tentang albinisme pada Cattleya yang dicanangkan oleh Hurst, peristiwa tersebut secara ilmu keturunan dapat diterangkan sebagai berikut :
Kalau adanya chromogen diberi tanda C dan adanya enzyme diberi tanda R maka adapat ditulis :

 Seperti telah dikatakan dimuka, seperti makluk hidup yang terjadi kareana perkawinan adalah diploid (2n), jadi mengandung dua set faktor-faktor keturunan atau gen-gen, satu set berasal dari tanaman induk dan satu set yang lain berasal dari ayah. Demikian pula dengan faktor R (ada enzym). Individu yang berasal dari tetua yang keduanya mempunyai faktor R ditanadai dengan symbol RR.
Tetapi apabila salah satu tetua tidak mempunyai faktor-faktor tersebut simbolnya ialah Cc, kalau kedua tetua tidak mempunyai factor chromogen maka ditandai dengan cc. Demikian pula dengan faktor R, kemungkinannya dapat Rr dan rr, apabila tidak mempunyai faktor enzym dari kedua tetuanya.
Menurut Hurst agar bunga itu berwarna maka kedua faktor C dan R harus ada di dalam tanaman. Jadi tanaman diploid yang mempunyai kedua faktor tersebut simbolnya adalah CCRR aatau CcRr . Tanaman yang bersimbol demikian bunganya berwarna. Warna putih timbul apabila salah satu aatau kedua faktor tersebut di atas tidak ada. Jadi simbolnya seperti : RRcc atau rrCC atau rrcc. Kedua simbol pertama memberikan warna putih yang heterozygot dan yang terakhir putih homozygot. Tetapi penyerbukan sendiri dari RRcc atau rrCC selalu akan menghasilakan bunga yang putih, tetapi silangan antara RRcc dengan rrCC yang putih akan menghasilkan bunga yang berwarna karena keturunannya akan mempunyai simbol RrCc.
Jadi kedua factor R dan C ada bersama-sama di dalam satu tanaman.
Contoh : Cattleya putih adalah Cattleya mossiaovar, wageneri (RR cc) dan Cattleya Warscewiczii ‘Firmin Lameau’ (rr CC) dan apabila keduanya disilangkan akan menghasilkan C X E nid (Cc Rr).
Dan apabila C X E nid ini diserbukan sendiri hasilnya akan sebagai berikut :
Cattleya X E nid ayang bersimbol Cc Rr ini akan menghasilkan pollen yang bersimbol CR, Cr, cR, dan cr , semikaian pula dengan sel telurnya.
Untuk melihat silangan-silangan yang terjadi dapat dibuat skema seperti di bawah ini :

 Hasilnya adalah 9 berwarna dan 7 putih artinya 56 % berwarna ungu dan 44 % berwarna putih. Kalau ditinjau yang berwarna putih mereka mempunyai symbol yang bermacam-macam, yaitu :
CC rr, Cc rr, cc RR, cc Rr, cr Cr, cc rR, dan cc rr. Dipandang dari sudut ilmu pemuliaan yang paling pasti untuk menghasilkan keturunan berbunga putih ialah cc rr. Tanaman ini adalah resesif ganda yang akan menghasilkan keturunan berbunga putih kalau disilangakan dengan C. mossiau var. wageneri (RR cc) atau Cattleya warscewiczii ‘Firmini lambeau’ (rr CC).

d. Pewarisan Warna Putih Berbibir Merah
Bagaimana pewarnaan pada Cattleya putih yang berbibir merah. Khas pada Cattleya bahwa warna bibirnya diwariskan terpisah dari warna bagian yang lain dan diatur oleh suatu gen-gen yang tersendiri. Cattleya putih dengan bibir merah apabila disilangkan dengan warna putih murni keturunannya adalah putih dengan bibir merah. Dalam kenyataannya warna dari bibir ini tidak mempengaruhi warna putih dari sepal dan petal.

e. Pewarisan Dari Anthocyanin
Kalau faktor dominan C (chromogen) dan faktor dominan R (adanya enzym) terdapat bersama-sama dalam tanaman, maka anthocyanin akan berwarna merah atau biru. Anthocyanin tersebut kemungkinan akan membentuk warna-warna dengan konstitusi sebagai berikut : CC RR; CC Rr; Cc RR; dan Cc Rr. Dalam hal ini CC RR Cattleya Schroaederae (CC RR) dengan Cattleya intermedia yang juga mempunyai konstitusi CC RR menghasilkan Cattleya thayerianan (CC RR) yang warna sama dengan keturunan dari silangan Cattleya Schroaederae var. alba (cc RR) dengan Cattleya intermedia var. alba (CC rr). Persilangan ini juga menghasilkan Cattleya thayeriana, tetapi konstitusi gennya Cc Rr.

f. Pewarisan Warna Anthoxanthin
Anthoxanthin dapat menyebabkan bermacam-macam warna, yaitu dari kuning pucat sampai kuning tua. Kebanyakan jenis anggrek Cattleya yang akan diturunkan kuningnya dari Cattleya dowiana terutama var, aurea. Persilangan dengan yang berwarna dan putih warna kuning dari dowiana ini resesip, warna kuning tidak Nampak pada F1 . Dalam F2 nya keluarlah warna kuning, cream, dan putih.
Storey berpendapat bahwa bahwa penurunan warna kuning kemungkinan tidak disebabkan oleh gen tunggal, akan tetapi oleh gen rangkap yang ditandai dengan simbol y1y1 dan y2y2. Faktor dominan Y1 dan Y2 tidak berwarna (kuning). Faktor-faktor kuning ini ternyata tidak dipengaruhi oleh C dan R, yang dalam Cattleya dowiana merupakan gen yang resesip, sehingga konstitusi gen Cattleya dowiana adalah : y1y1 y2y2 cc rr.
Apabila Cattleya dowiana disilangkan dengan Cattleya trianaei”Alba”, di sini ditandai Y1Y1 Y2Y2 cc RR, maka akan menghasilkan C x Maggic Raphael “Alba” yang konstitusi gennya Y1Y1 Y2y2 cc Rr. Tanaman ini bunganya putih oleh karena tidak mengandung faktor C1 dan Y1 dan Y2 mendominasi y1 dan y2. Aapabila Cattleya magic Raphael ‘Alba’ disilangkan kembali (back cross) dengan Cattleya dowiana aakan menghasilkan perbandingan : 1 berwarna kuning, 2 cream, dan 1 putih.
Persilangan antara Cattleya berwarna kuning dan berwarna ungu adalah rumit. Cattleya dowiana X Cattleya warscewiezii menghasilkan Cattleya C. X Hardyana yang berwarna ungu yang konstitusinya Y1y1 Y2y2 Cc Rr. Penyerbukan sendiri Cattleya dowiana X Cattleya mendelii terjadilah regenerasi, menghasilkan warna putih, cream, kuning muda, lavender, rose, dan rose magenta.

g. Pewarisan Warna Kuning Dan Jingga Dalam Persilangan Antar Genus
Laelia disilangkan dengan Cattleya akarena warnanya yang tidak biasa keluar pada keturunannya Cattleya cinnabarina yang berwarana merah jingga yang cerah dapat menghasilkan Laeliocattleya yang warnanya sama denagan induknya Laelia tenegrosa yang coklat/merah/kekuningan dengan bibir yang berwarna lebih tua apabila disilangkan dengan Cattleya menghasilkan bunga berwarna brons dengan bibir yang ungu tua. Warna brons bervariasi dari brons kekuningan dan brons keunguan. Laelia purpurata paling banyak dipakai dalam persilangan denagan Cattleya, sebagian oleh karena ukuran bunganya besar dan hibridanya yang dihasilkkan sudah cukup besar. Hibrida yang menggunakan Laelia bunga kecil harus disilangkan kembali dengan Cattleya untuk membesarkan bunganya.
Dalam persilangan antara kuning/ungu, Laelia kuning dominan terhadap ungu dari Cattleya. Sialangan ini mempunyai nilai yang besar ialah adanya kemungkinan menghasilkan “tanaman induk” kuning homozygot dengan gen dominan ganda. Tanaman induk demikian ini juga homozygot ganda dalam ukuran besarnya, artinya tanaman ini adalah Laelia Cattleya kuning dengan ukuran yang besar.
Diumpamakan dipilih Laelia flava yang berwarna kuning seluruhnya disilangkan denagan Cattleya. Disini bersangkutan dengan dua sifat, yaitu ukuran dan warna.
Skema di bawah ini ditunjukkan silangan pertama antara keduanya yang menghasilkan F1 LS Yp.

 Tanaman ini ukurannya tengahan antara kedua tetuanya dan semua berwarna kuning meskipun kuningnya tidak begitu cerah dan murni seperti apabila dalam keadaan dosis ganda.
Tanaman yang diinginkan adalah yang homozygot baik untuk ukuran besar maupun warna kuningnya. Jadi LL YY. Cara untuk mendapatkan ini ialah dengan penyerbukan antara F1 tersebut.

 Untuk mudahnya kita buat bagan sebagai berikut :

 Keterangan : Keturunan F2 dalam apabila F1 diserbuk sendiri

Dari persilangan ini timbullah LL YY yang homozygot baik besarnya maupun warna kuningnya yang sangat berharga sekali bagi pemuliaan. Tanaman ini apabila diserbuk sendiri akan menghasilkan semua keturunan yang besar dengan w arna kuning yang dominan dan bunga-bunga yang juga banyak yang cukup baik.

h. Pewarisan Pada Dendrobium
Diturunkan warana bunga pada genus Dendrobium masih agak kabur karena masih sedikit penelitian dilakukan dan kebanyakan varietas adalah polyploid yang akan lebih menyulitkan dalam penelitian ini. Hurst menyatakan bahwa warna ungu dan putih berkelakuan menurut hokum Mendel, tetapi bukti-bukti belum cukup banyak untuk mengukuhkan hipotesis ini. Dalam Orchid Review dinyatakan bahwa Dendrobium nobile ‘Virginale’ yang putih murni apabila diserbuk sendiri keturunannya putih semua. Perkawinan antara Dendrobium nobile ‘Virginale’ dengan Dendrobium findleyanum ‘Album’ juga albino, menghasilkan keturunan albino semua. Tetapi dipihak lain, albino dari Dendrobium wardianum var. album apabila disilangkan dengan Dendrobium nobile ‘Album’ keturunannya adalah berwarna. Pada beberapa hibrida semua warna kuning kelihatannya dominan terhadap warna ungu seperti pada silangan Dendrobium nobile (ungu) X Dendrobium signatum (kuning muda) yang menghasilkan Dendrobium X Wiganiae, yang berwarna kuning kotor; Dendrobium Aureum (kuning) X Dendrobium nobile (ungu) menghasilkan D X Ainsworthii yang biasanya bunganya kuning dan kadang-kadang putih.
Ayuab Permana menyatakan bahwa jika Dendrobium putih bila disilangkan dengan yang berwarna hijau atau kuning 99 % akan berwarana putih. Pengalaman dari PAI Yogyakarta dalam membungakan silangan Dendrobium phalaenopsis putih dengan silangan (Dendrobium Morgenster X Dendrobium Aliec Sapalding) yang berwarna kuning, keturunannya kebanyakan merah muda.

i. Pewarisan Pada Phalaenopsis

Dalam menyilangkan Phalaenopsis Ayub S. P. menyatakan bahwa Phalaenopsis berwarna kuning apabila disilang dengan yang berwarna ungu dapat menghasilkan warna kuning tua sekali dan sebagian akan keluar yang berwarna jingga dan ungu muda.
Bunga yang mempunyai pola bergaris dapat dihasilkan dari Phalaenopsis equestris , lindenii, javanica, dan funbriata. Warna kuning akan dihasilkan dengan menggunakan Phalaenopsis fasciata, fuscata mannii, amboinensis “Sulawesi” , javanica “kuning”, boxalii, lueddemanniana “apallens” dan sumatrana “kuning”. Kemungkinan besar Phalaenopsis hurstleri, plisantha, cornucervi, dan variedes juga akan menghasilkan warna kuning.

2. Persilangan Antar Genus

a. Silangan antar genus Brassavola dan Cattleya
Brassavola Digbiyana disilangkan dengan Cattleya karena bibirnya yang “suwar-suwir”. Dalam silangan pertama dengan Cattleya keturunannya semua adalah tengahan antara kedua tetuanya. Petal dan sepal agak kurang kalau dibandingkan dengan ukuran Cattleya yang ideal karena pengaruh Brassavola Digbiyana dengan sepal dan petalnya sempit, akan tetapi bibirnya mempunyai kekhususan dari Brassavola digleyana baik ukuran maupun tepinya yang berumbai “suwar-suwir”. Warna dari silangan yang pertama ini agak kehijauan menambah kecantikannya. Keturunan yang bagus ialah hybrid yang kedua dari Brasso ini. Disini terjadi segregasi dari gen-gen yang mengakibatkan munculnya sifat-sifat bibirnya, ada Brasso Cattleya dengan bibir Cattleya dan ada juga yang berbibir Brassavola. Ukuran dari sepal dan petalnya lebih baik dari pada silangan pertamanya.

b. Silangan Trigeneris
Brasso-Cattleya disilangkan dengan Laelio-Cattleya menghasilkan hibrida lain yang mengagumkan Brassolaeliocattleya yang trigeneris. Laelio Cattleya yang sudah cukup bagus dengan bibir yang tambah lebar dengan tepi yang “suwar-suwir”. Untuk membuat Brassolaelio-cattleya sebaiknya dimulai dari spesies yaitu Brassavola dibiyana X Cattleya adan Laelia X Cattleya. F1 dari masing-masing hybrid ini kemudian disilangkan, hasilnya akan sangat bervariasi. Separo akan berbibir Brasso dan kira-kira dari yang separo ini ¾ nya bunganya besar atau tengahan dan sisanya berbunga kecil. Separo yang lain bibirnya datar dan ¾ dari padanya berukuran besar adan tengahan.

c. Pewarisan Warna Bunga Dalam Silangan Sophronitis
Sophronitis grandiflora adalah sangat penting dalam sumbangannya aakan warana merah dari banyak hibrida-hibrida baru antara lain : Sophro-cattleya, Sophrolaelia, Sophrolaelio-cattleya. Silangan pertama antara Sophronitis grandiflora dengan Cattleya menghasilkan bunga yang sangat kecil, bahkan lebih kecil dan lebih jelek bentuknya daripada Laelia. Aakan tetapi bila disilangkan lagi dengan Cattleya atau Laelio-cattleya, maka terjadilah bunga yang besar dengan bermacam-macam warna antara merah jambu tua dan merah ungu. Gen warna merah dalam Sophonitis adalah dominan, dan apabila gen-gen dominan dari tanaman tetua berkumpul, akan menghasilkan warna merah yang bagus sekali. Apabila bersama-sama dengan gen ungu maka warna merah akan bercampur dengan ungu. Apabila warna merah campuran ini disilangkan dengan warna cerah dari Laelio-cattleya, maka warna merah yang dihasilkan akan lebih intensif. Hal ini mungkin yang menyebabkan mengapa Sophrolaelio-cattleya lebih disukai daripada Sophro cattleya. Warna-warna yang bercampur dari tiap silangannya menghasilkan macam-macam warna yang indah.
Karena kebanyakan Cattleya berwarana ungu, tambahan sedikit warna merah aakan menambah variasi. Warna merah murni dapat diperoleh dengan beberapa cara. Yang paling mudah yaitu dengan penyerbukan sendiri dari Sophro cattleya generasi pertama.
Kemungkinan keluarnya bunga yang besar dan berwarna merah homozygot adalah 1 : 16. Jadi hanya 6 % pada F2. Pottinara adalah nama yang diberikan pada silangan quadric-generic, yaitu Brasso Sophrolaelio-cattleya.
Kombinasi dari sifat-sifat ayang terpilih dari 4 genus ini diharapkan akan menghasilkan bunga yang sangat istimewa. Tetapi keturunan yang menerima semua sifat-sifat yang baik hanya sebagian kecil saja dan prosentase yang homozygot untuk semua sifat yang baik ini kemungkinannya lebih kecil lagi. Suatu program pemualiaan diperlukan untuk mencapai hal ini.

Tata Cara Penyilangan
Cara menyilangkan angrek pada prinsipnya adalah memasukkan pollen anggrek yang satu (disebut sebagai indukan anggrek jantan) ke lubang stigma bunga anggrek yang lain (sebagai indukan anggrek betina). Cara menyilangkan pada kebanyakan anggrek adalah sebagai berikut :
1. Dengan ujung tusuk gigi atau jarum yang bersih, kita buka operculum yang menutupi ujung dari gynostemium.
2. Diambil pollen yang terdapat di bagian bawah operculum dengan ujung jarum.
3. Masukkan pollen ke dalam lubang stigma hingga pollen benar-benar melekat pada dinding sebelah dalam lubang stigma.
4. Bunga yang sudah dikawinkan diberi label yang berisi nama jenis anggrek induk betina dan nama jenis anggrek induk jantan yang ditulis secara berurutan dan kapan anggrek itu dikawinkan.
5. Tutup bunga yang suadah dikawinkan dengan plastic bening untuk menghindari terjadinya penyerbukan alami oleh hewan-hewan penyerbuk.
6. Tiga hingga tujuh hari setelah bunga dikawinkan akan menunjukkan kelayuan pada daun-daun mahkotanya tetapi tangkai kuntum bunga masih hijau segar. Dan dua minggu kemudian bakal buah akan Nampak menggelembung berwarna hijau segar, ini adalah tanda-tanda penyilangan berhasil.
7. Ada beberapa penyilang yang memotong semua haun mahkota yang layu dari anggrek yang disilangkan untuk menghindari adanya infeksi jamur dan bakteri.
8. Dalam satu tandan bunga diharapakan hanya disilangkan 2 atau 3 kuntum saja untuk memperoleh hasil buah yang sehat dan besar.
Seperti kita ketahui bersama bahwa anggrek itu ada jenis anggrek yang berpollinia dan jenis anggrek yang berpollinaria dengan lempeng rekat, maka dalam menyilangkan juga berbeda. Perbedaan pokok terletak pada bagaimana mengambil pollinia dari ujung gynostemium dan memasukkannya ke lubang stigma. Anggrek yang berpollinia, pollen diambil dengan mengolesi dulu ujung jarum (tusuk gigi) dengan cairan yang terdapat pada lubang stigma kemudian ujung jarum ditempelkan pada pollen hingga pollen benar-benar melekat erat. Sedangkan pada jenis anggrek yang berpollinaria, pollen diambil dengan menempelkan ujung jarum kebagian lempeng rekat yang terdapat pada bagian atas lubang stigma (lihat gambar) :
 Cara mengambil pollen pada jenis anggrek berpollinia tanpa lempeng rekat (A) dan menagambil pollen pada anggrek berpolliniaria (B).

  Contoh pollen anggrek dari jenis anggrek berpollinia (diambil dari Cattleya sp)

  Contoh pollen anggrek dari jenis anggrek berpollinaria (diambil dari Phalaenopsis sp)

Syarat pemilihan induk betina yang akan disilangakan antara lain : tanaman sehat dan berperawakan kekar, tandan bunga dipilih yang paling panjang, umur kuntum bunga antara 5-10 hari setelah mekar, dipilih bunga yang terletak di tengah-tengah tandan, saat akan disilangkan bunga tidak disiram, saat penyilangan agar lebih berhasil saat bunga memunculkan bau paling menyolok. Sedangkan syarat pemilihan induk jantan yang akan disilangkan antara lain : pollen berasal dari kuntum yang paling sehat dan bagus, pollen diambil dari bunga yang telah berumur 4 hari mekar sehingga bunga tersebut rontok (asal pollen masih di dalam operculum).

Suatu Pemikiran Meningkatkan Efisiensi Penyilangan
Perlu diketahui bersama bahwa proses pembuahan tanaman bunga anggrek dapat terjadi bila sel telur pada satu bakal biji dibuahi oleh satu sperma yang berasal dari satu sel pollen. Mengacu pada teori tersebut dan melihat bahwa dalam satu buah anggrek terdapat jutaan biji maka di dalam satu buah anggrek juga terjadi proses pembuahan berjuta-juta kali. Dari pemahaman tersebut dapat dipikirkan suatu cara meningkatkan efisiensi penyilangan yaitu menyerbuki satu bunga dengan beberapa pollen dari banyak jenis intuk jantan. Sehingga dalam satu buah akan terbentuk biji-biji anggrek silangan dari beberapa pasangan induk silangan, dengan demikian sekali kita menabur biji anggrek akan didapatkan beberapa silangan baru dalam satu botol.
Sayarat penyerbukan yang harus diperhitungkan antara lain komposisi pollen yang diserbukkan dari banyak indukkan jantan diharapkan seimbang. Seleksi sifat dan ciri indukkan-indukkan jantan harus benar-benar menunjukkan perbedaan sifat dan cirri hasil silangan yang nyata serta mudah dikontrol hasil silangannya.
Perlu pula daipahami adanya incompatibilitas dari indukan jantan dan betina yang akan diserbukkan. Satu pasang silangan bersifat incompatible akan menyebabkan kegagalan pembentukan buah. Incompatibel dapat terjadi jika ada perbedaan tipe pollen dari anggrek yang disilangkan. Anggrek berpollinia bersifat incompatible dari anggrek berpollinaria. Jadi anggrek berpollinia harus disilangkan dengan yang berpollinia pula demikian juga sebaliknya anggrek berpollinaria harus disilangkan dengan yang berpollinaria.
Selain itu juga incompatibilitas dapat juga disebabkan oleh karena faktor enzyme dan hormone tumbuhan setelah mengalami penyerbukkan juga berbeda-beda antar pasangan induk silangan. Sifat dan ciri yang terlalu jauh antara dua induk yang akan disilangkan juga sering menyebabkan gagalnya pembuahan. Seperti anggrek simpodial dengan anggrek monopodial atau anggrek epifit dengan anggrek terrestrik hingga saat ini belum memungkinkan untuk disilangkan.
Sumber : http://tissuecultureandorchidologi.blogspot.com

Entri Populer

Kartun

 
© Copyright 2012 : Media Belajarku
Template by : Blogger Templates | ZonaBlogger.com | Didukung Oleh : Blogger.com