Bentuk Latihan
Kebugaran Jasmani
Untuk meningkatkan
kebugaran jasmani, Anda perlu mengenal beberapa unsur yang perlu dilatih, yaitu
kekuatan, kecepatan, daya tahan otot jantung dan paru-paru, kelincahan, daya
ledak (power) dan kelentukan.
1. Latihan Kekuatan
Latihan kekuatan (strength
training) pada umumnya dilakukan dengan pemberian beban, baik beban
internal (tubuh sendiri) maupun beban eksternal (peralatan fitness).
Adapun hal-hal yang
menunjang keselamatan saat melakukan program latihan, antara lain sebagai
berikut.
- Pakailah pakaian yang sesuai dan nyaman untuk berolahraga. Misalnya kaos dan training. Selain itu pakaian harus elastik, tidak menghambat gerakan, serta dapat menyerap keringat.
- Gunakan sepatu yang dilengkapi kaos kaki.
- Istirahatlah dalam setiap seri.
- Hindari penggunaan beban yang terlalu berat, terutama pada pemula.
Oleh karena itu,
untuk mendapatkan hasil yang optimal perlu memerhatikan beberapa hal berikut,
antara lain sebagai berikut :
- Lakukan pemanasan yang cukup pada otot-otot yang akan dilatih (warming up), sebelum memulai latihan.
- Prinsip latihan peningkatan beban secara sistematis dan terencana (overload system).
- Pergunakan beban sesuai kemampuan.
- Lakukan setiap gerakan dengan repetisi dan set yang benar. Repetisi adalah jumlah ulangan angkatan pada saat mengangkat beban, sedangkan set adalah jumlah setiap ulangan.
- Setiap bentuk latihan harus dilakukan dalam ruang gerak yang luas.
- Harus mendapat pengawasan dan bantuan dari instruktur yang berpengalaman.
- Lakukan pendinginan (cooling down) setelah berlatih.
Ada sistem latihan
yang harus diperhatikan saat melakukan latihan beban, antara lain sebagai
berikut.
a. Sistem set (set
system). Sistem latihan ini dilakukan dengan menggunakan 8 s/d 12 repetisi
sebanyak 3 set.
b. Sistem superset (superset
system), pelaksanaannya dilakukan dengan cara setiap bentuk latihan disusul
dengan bentuk latihan antagonisnya, misalnya latihan biceps, kemudian
latihan triceps (otot lengan).
c. Split routines.
Pelaksanaanya hanya melatih tubuh bagian atas, kemudian melatih tubuh bagian
bawah.
2. Latihan Kecepatan
Latihan kecepatan (speed
training) diberikan dalam bentuk latihan lari dan sekaligus dengan latihan
reaksi. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melatih komponen kecepatan,
antara lain sebagai
berikut.
a. Lakukan pada awal
dari suatu unit latihan, pada saat otototot masih kuat.
b. Intensitas latihan
pada tingkat sub-maksimal atau maksimal.
c. Jarak antara 30–80
meter dianggap jarak yang baik untuk pembinaan kecepatan secara umum.
d. Jumlah pengulangan
antara 10–16 kali dan terdiri atas 3–4 seri.
e. Untuk kecepatan
daya ledak (explosive speed) dapat dilatih dengan penambahan beban yang
tidak lebih dari 20% dari beban maksimal.
f. Waktu istirahat
antara pengulangan (repetition) 1–3 menit, waktu istirahat antarseri
sampai 6 menit.
Bentuk latihan
kecepatan reaksi dapat dilakukan dengan berbagai rangsangan-rangsangan luar,
seperti: tepukan tangan, bunyi peluit, atau suara sebagai aba-aba untuk mulai
yang sekaligus juga melatih reaksi pemain.
3. Latihan Daya Tahan
Latihan daya tahan (endurance
training) merupakan latihan untuk bekerja atau berlatih dalam waktu yang
lama tanpa mengalami kelelahan. Daya tahan otot (muscular endurance)
dapat dilakukan dengan latihan yang melibatkan satu otot pada tubuh. Caranya
dengan melakukan suatu gerakan berulang-ulang dalam waktu yang relatif lama. Untuk
melatih daya tahan otot biceps, latihan yang dilakukan adalah dengan
mengangkat beban (dumble) ringan. Dilakukan sebanyak lebih dari 20
ulangan dengan beban kirakira 10–15 kg. Selain itu, untuk melatih daya tahan
jantung dan paru-paru (general endurance) biasanya dengan melakukan
latihan yang bersifat aerobik, yaitu latihan yang dilakukan dalam jangka waktu
yang lama. Banyak kegiatan dalam membina daya tahan yang dapat dilakukan,
diantaranya lari lintas alam (cross country), fartlek (speed
play), circuit training, dan interval training.
a. Lari Lintas Alam
Lari lintas alam
merupakan salah satu nomor lari jarak jauh yang dilakukan di alam terbuka,
seperti jalan raya, pegunungan, pemukiman, atau hutan. Teknik lari lintas alam
memiliki dasar yang sama dengan teknik lari jarak jauh (marathon). Jarak tempuh
dan waktu berlari harus dapat terukur dengan baik sehingga dapat dipantau
tingkat perkembangan dalam rangka penambahan beban atau kualitas latihan.
b. Fartlek
Fartlek atau biasa
disebut speed play merupakan salah satu bentuk latihan untuk peningkatan
daya tahan. Latihan ini mengombinasikan berbagai bentuk atau jenis lari lambat,
cepat berkelok-kelok, lompat atau loncat.
c. Circuit Training
Circuit training adalah latihan yang
dilakukan dengan membentuk beberapa pos latihan. Setiap pos memiliki satu bentuk
latihan dengan fungsi dan tujuan tertentu. Tujuan dari circuit training pada
dasarnya adalah mengombinasikan beberapa bentuk latihan untuk meningkatkan
beberapa komponen fisik secara bertahap dan berkesinambungan. Circuit
training dapat dilakukan di lapangan, alam bebas, atau menggunakan mesin
untuk latihan beban.
Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam circuit training adalah sebagai berikut.
1) jarak yang
ditempuh
2) bobot atau beban
latihan
3) variasi berat dan
ringan antar pos
4) keterlibatan otot
(otot besar, otot kecil, otot badan atas, otot badan bawah)
5) waktu melakukan
gerakan atau latihan
6) komponen fisik
yang dilatih (misalnya kecepatan atau kelincahan)
7) jumlah pengulangan
latihan
Berikut bentuk
latihan circuit training dengan tujuan pos.
1) Pos 1 melakukan
latihan bermain lompat tali (skipping) selama 40 detik.
2) Pos 2 lari
bolak-balik (suttle run) dengan jarak 5 meter sebanyak 8 kali.
3) Pos 3 push up sebanyak
20 kali.
4) Pos 4 sit up sebanyak
30 kali.
5) Pos 5 back up sebanyak
30 kali.
6) Pos 6 squat
jump sebanyak 30 kali.
7) Pos 7 squat
thrust sebanyak 30 kali.
d. Interval Training
Interval training adalah bentuk latihan
dengan memerlukan faktor-faktor berikut.
1) Menetapkan jarak
yang akan ditempuh. Misalkan 200, 400, atau 800 meter bergantung kemampuan
siswa.
2) Menentukan
pengulangan lari. Misalnya 400 meter sebanyak 5 kali.
3) Menetapkan tempo
atau ritme kecepatan berlari (detik/ menit).
4) Menetapkan
istirahat atau interval. Waktu istirahat antarulangan lari ditetapkan selama
beberapa detik atau menit. Istirahat dilakukan dengan jalan pelan-pelan, jogging,
senam ringan, dan mengatur napas.
4. Latihan Kelentukan
Latihan kelentukan (flexibility
training) dapat dikembangkan menjadi dua bentuk latihan, yaitu peregangan
dinamis dan peregangan statis.
a. Peregangan Dinamis
Peregangan dinamis
dilakukan dengan menggerakkan anggota tubuh secara berirama atau dengan gerakan
memantulmantulkannya (bouncing). Contoh peregangan dinamis adalah
sebagai berikut.
1) Duduk selonjor
dengan kedua kaki lurus, usahakan untuk mencapai ujung jari kaki dengan
jari-jari tangan, sambil melakukan gerakan merenggut pinggang.
2) Duduk dengan sikap
“lari gawang”. Kaki kiri lurus ke depan, kaki kanan dilipat ke belakang.
3) Berbaring
terlungkup, tangan dilipat ke depan dada. Angkat kepala dan dada secara
berulang-ulang setinggi mungkin ke atas.
4) Sikap jongkok,
kedua tangan bertumpu di lantai. Lemparkan kaki lurus ke belakang secara
bergantian kiri dan kanan.
5) Berdiri kangkang
kedua tangan direntangkan ke samping. Bungkukkan badan sambil tangan kanan
menyentuh ujung kaki kiri, kembali ke sikap semula.
b. Peregangan Statis
Peregangan statis
dilakukan dengan meregangkan tubuh atau anggota tubuh, dan mempertahankan sikap
tersebut tanpa bergerak (static) untuk beberapa saat.
Contoh peregangan
statis adalah sebagai berikut.
1) Berdiri dengan
kedua kaki rapat. Bungkukkan badan sehingga jari tangan menyentuh lantai.
Pertahankan sikap ini tanpa bergerak (static) selama 20–30 detik.
2) Berdiri dengan
kaki kangkang lebar. Bungkukkan badan sehingga kedua telapak tangan bertumpu di
lantai. Pertahankan sikap ini selama 20-30 detik.
3) Duduk bersila
dengan telapak kaki bertemu. Tarik tumit ke arah dalam dengan kedua tangan.
Pertahankan sikap ini selama 20-30 detik.
4) Duduk dengan satu
kaki lurus ke depan, kaki lainnya dilipat. Kedua tangan memegang pergelangan
kaki yang lurus.
5) Sikap berbaring.
Tarik kedua lutut dengan kedua tangan ke arah/menyentuh dada. Kepala diangkat.
Pertahankan sikap ini selama 20-30 detik.
No comments:
Post a Comment