16/02/2013

Permainan Polo Air


Permainan Polo Air


Polo air adalah olahraga air yang dimainkan secara beregu. Tujuan dari permainan ini mirip dengan sepak bola, yaitu untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya. Satu gol dihitung satu poin. Denah lapangan permainan polo air dapat dilihat seperti pada gambar dibawah:

Keterangan : 
I    :  Garis Gawang                                  #   : Area Masuk
II   :  Garis 2 Meter                                  W : Wasit
III  :  Garis 4 Meter                                 PG : Pengawas Gawang
IV  :  Garis Tengah Lapangan                   G  : Gawang
V   : Permulaan Bola                                 P  : Panjang Lapangan
                                                                L  : Lebar Lapangan

Berikut ini beberapa ketentuan yang berlaku pada permainan polo air.
  1. Jarak kedua garis gawang adalah 30 meter, sedangkan lebar lapangan adalah 20 meter. Kedalaman air tidak boleh kurang dari 1,8 meter.
  2. Untuk pertandingan putri, ukuran maksimal adalah 25 m x 17 m.
  3. Tiang gawang terbuat dari kayu, metal, atau plastik dengan lebar 8,875 meter dan dicat putih.
  4. Bola harus tahan air tanpa balutan di luarnya dan tidak boleh dilapisi dengan gemuk atau bahan sejenis, dengan garis keliling tidak boleh kurang dari 0,68 m dan tidak boleh lebih dari 0,71 m.


1 . Cara Bermain Polo Air
Sebuah pertandingan polo air mempertemukan dua regu, dimana setiap regu terdiri atas 13 pemain, dengan 2 orang sebagai penjaga gawang dan 11 orang sebagai pemain. Pemain yang diturunkan tiap regu adalah 6 orang dan 1 orang penjaga gawang. Setiap regu yang akan bertanding diwajibkan memakai uniform (kaos), celana renang seragam, topi polo air yang bernomor (1 hingga 13). Topi yang dipakai kedua regu dibedakan berwarna putih dan biru, kecuali penjaga gawang yang memakai topi merah.

Pertandingan polo air resmi memakai standar peraturan internasional yang ditetapkan FINA. Pertandingan dipimpin oleh 2 orang wasit dan dibantu 2 orang hakim garis (goal judge). Lama pertandingan adalah 8 menit (bersih) kali empat babak. Jeda istirahat setiap babak 1 dan 2 serta 3 dan 4 adalah 2 menit, sedangkan jeda istirahat untuk babak 2 ke babak 3 adalah 5 menit. Jika skor akhir pada babak 4 seri, akan dilanjutkan dengan 2 babak tambahan (2 kali 8 menit) untuk menentukan
pemenang. Jika masih seri lagi, pertandingan akan dilanjutkan dengan tembakan 5 bola untuk masing-masing regu yang diwakili 5 pemain, dari titik pinalti (5 meter).

Cara bermain polo air, yang meliputi pengambilan lemparan, terjadinya pelanggaran, terjadinya gol, dan kejadian lainnya mengikuti ketentuan berikut ini.

a. Permulaan Permainan
  1. Pada permulaan setiap babak, para pemain mengambil posisi pada garis gawangnya masing-masing dengan jarak kira-kira 1 meter antara pemain satu dengan lainnya dan minimal 1 m dari tiang gawang. Lebih dari dua pemain di antara tiang gawang tidak diperkenankan. Jika kedua regu siap, wasit membunyikan peluit sebagai tanda dimulainya pertandingan, selanjutnya dilakukan pelemparan bola ke tengah-tengah lapangan permainan.
  2. Setelah terjadi gol, para pemain harus mengambil posisi dimana saja dalam daerahnya masing-masing di belakang garis tengah. Pemain dari regu yang bukan pencetak gol terakhir harus memulai kembali permainan dari tengah lapangan permainan. Ketika wasit meniup peluit satu kali, maka bola segera dimainkan dengan melemparkan bola kepada pemain dari regunya yang harus berada di belakang garis tengah ketika ia menerima bola tersebut.
  3. Permainan dimulai setelah bola meninggalkan tangan pemain yang memulai kembali permainan tersebut.
  4. Suatu permulaan yang salah harus diulang kembali.


b. Gol
  1. Gol dinyatakan sah jika seluruh bagian bola melewati garis gawang di antara kedua tiang atau mistar gawang.
  2. Gol dapat diciptakan dengan menggunakan semua anggota tubuh, kecuali dengan tangan yang terkepal, asal ketika permulaan bola tersebut telah dimainkan oleh dua orang pemain atau lebih. Gol dapat diciptakan oleh setiap anggota regu dan dari posisi mana pun di area lapangan permainan.

c. Lemparan Gawang
  1. Wasit harus membunyikan peluit segera setelah bola melewati garis gawang.
  2. Jika seluruh bagian bola melewati garis gawang tetapi tidak masuk di antara mistar gawang, dan bola terakhir disentuh oleh regu penyerang, maka lemparan gawang diberikan kepada penjaga gawang yang mempertahankan gawangnya.
  3. Lemparan gawang yang salah harus diulang kembali.

d. Lemparan Sudut
  1. Wasit harus membunyikan peluit segera setelah bola melewati garis gawang.
  2. Jika seluruh bagian bola melewati garis gawang tetapi tidak masuk di antara kedua mistar gawang, dan bola terakhir disentuh oleh pemain dari regu bertahan, maka lemparan sudut diberikan kepada regu penyerang.
  3. Lemparan dilakukan dari tanda 2 meter.
  4. Jika penjaga gawang melakukan lemparan bebas atau lemparan gawang, melepaskan bola, dan sebelum pemain lain menyentuhnya telah berhasil menguasai bola kembali kemudian membiarkan bola tersebut memasuki gawangnya, maka lemparan sudut diberikan.
  5. Lemparan sudut yang salah harus diulangi.
  6. Jika seorang pemain melakukan lemparan bebas kepada penjaga gawang regunya dan sebelum pemain lain menyentuhnya, kemudian bola melewati garis gawangnya maka lemparan sudut diberikan.

e. Lemparan Netral
  • Lemparan netral diberikan wasit jika pemain-pemain dari tiap regu melakukan kesalahan secara bersamaan sehingga wasit tidak bisa menentukan pemain mana yang melakukan kesalahan lebih dahulu.


f. Pelanggaran Biasa
  • Berikut ini beberapa contoh kejadian-kejadian yang menunjukkan pelanggaran biasa.
  1. Ikut serta dengan aktif dalam pertandingan ketika berdiri pada dasar kolam, berjalan pada dasar kolam pada waktu pertandingan berlangsung.
  2. Memasukkan atau menahan bola ke bawah permukaan air ketika diserang.
  3. Memegang bola dengan kedua tangan pada waktu bersamaan.
  4. Mendorong atau bertolak dari seorang lawan.
  5. Membuang waktu.
  6. Melakukan lemparan pinalti lain dari cara yang ditetapkan.
  7. Menunda-nunda ketika melakukan suatu lemparan bebas, lemparan gawang, atau lemparan sudut.

g. Lemparan Bebas
  • Lemparan bebas diberikan sebagai akibat dari suatu pelanggaran biasa yang dilakukan di dalam daerah 2 meter oleh pemain bertahan. Lemparan bebas dilakukan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pemain lawan melihat bola lepas dari tangan pelempar. Diperbolehkan pula menggiring bola kemudian melemparkannya pada pemain lain.


h. Pelanggaran Berat
  • Seorang pemain telah melakukan pelanggaran berat jika melakukan hal-hal berikut ini.
  1. Memegang, menenggelamkan, atau menarik ke belakang seorang pemain lawan yang tidak memegang bola.
  2. Menyepak/menendang atau memukul lawan untuk membuat gerakan-gerakan yang mengarah ke perbuatan demikian.
  3. Membuat suatu kesalahan di daerah 4 meter yang kalau terjadi mungkin gol akan tercipta.
  4. Menunjukkan sikap menentang pada petugas.
  5. Melakukan tindakan yang kasar/brutal terhadap pemain lawan atau petugas. Lemparan bebas harus diberikan pada regu lawan, sedangkan pemain yang bersalah harus dikeluarkan untuk sisa waktu pertandingan dan tidak boleh diganti.
  6. Mengganggu dalam pengambilan suatu lemparan bebas, lemparan sudut, lemparan gawang, atau lemparan pinalti.

i. Pelanggaran Perorangan
  1. Seorang pemain yang melakukan pelanggaran berat di mana saja di lapangan permainan akan diberikan suatu pelanggaran perorangan. Jika pemain itu diberikan tiga kali pelanggaran perorangan, maka ia harus dikeluarkan dari sisa waktu pertandingan. Pemain penggantinya dapat masuk dari garis gawangnya dari tempat yang terdekat dengan pengawas gawang setelah waktu pengeluaran berakhir.
  2. Jika pelanggaran perorangan untuk yang ketiga kali tersebut diberikan karena pelanggaran yang menyebabkan suatu lemparan pinalti diberikan, maka pemain penggantinya harus segera masuk sebelum lemparan pinalti tersebut dilaksanakan.


j. Lemparan Pinalti
  • Lemparan pinalti harus diberikan pada regu yang melakukan pelanggaran. Berikut ini hal-hal penting dalam melakukan lemparan pinalti.
  1. Ketika lemparan pinalti diberikan, pemain yang melakukan pelanggaran hendaknya dikeluarkan dari air hanya jika pelanggaran tersebut sedemikian beratnya sehingga mempunyai alasan untuk mengeluarkannya dari air untuk sisa waktu pertandingan.
  2. Lemparan pinalti dapat dilakukan oleh siapa saja dari suatu regu, kecuali penjaga gawang. Pemain yang melakukan lemparan boleh melakukannya dari posisi mana saja pada garis 4 meter lapangan permainan lawan.
  3. Segera melakukan lemparan setelah ada isyarat dari wasit dengan gerakan yang tidak terputus-putus sebelum bola meninggalkan tangan pelempar.
  4. Lemparan pinalti dimulai dengan mengangkat bola dari permukaan air atau mengacungkan/mengangkat bola dengan tangan. Atau, membawa bola ke belakang dari arah lawan untuk persiapan melempar ke depan.
  5. Untuk penjaga gawang, bagian tubuhnya yang berada di atas permukaan air tidak diperbolehkan melampaui garis gawang.

k. Bola Keluar
  1. Jika seorang pemain menyebabkan bola keluar lapangan pada salah satu sisi kolam, maka regu lawan akan memperoleh lemparan bebas, yang harus dilakukan dari tempat dimana bola tersebut keluar.
  2. Jika bola keluar lapangan permainan antara garis gawang dengan garis 2 meter maka lemparan bebas harus dilakukan dari garis 2 meter di sisi kolam sebelah kanan di mana bola keluar.
  3. Apabila bola menyentuh atau tersangkut pada rintangan yang berada di atas kepala, bola akan dianggap keluar lapangan permainan dan wasit harus menghentikan permainan serta melemparkan bola ke dalam air sebagai lemparan netral.

l. Waktu Tambahan
  • Perpanjangan waktu diberlakukan jika pertandingan berakhir dengan angka sama, dengan catatan dalam pertandingan tersebut harus ada pemenangnya. Pertandingan tambahan adalah 2 babak kali 3 menit bersih, dengan istirahat 1 menit antara dua babak tersebut untuk pergantian tempat.


2 . Teknik Bermain Polo Air
  • Pemain polo air harus memiliki sikap mental seorang atlet, seperti kerja keras, jujur, bermain sportif, berdisiplin diri, toleransi terhadap teman, dan memiliki keberanian tinggi. Selain mental yang baik, pemain polo air juga harus memiliki stamina yang kuat dan memiliki daya tahan tinggi untuk berada di air dalam waktu yang cukup lama. Modal dasar untuk melakukan permainan ini adalah menguasai teknik dasar renang beserta gaya-gaya yang sering digunakan, seperti gaya dada, gaya punggung, gaya bebas, gaya miring, injak-injak air, dan loncat-loncat di air, sehingga pemain dapat melakukan berbagai variasi gaya saat bermain. Setelah mahir berenang, latihan selanjutnya adalah dengan menggunakan bola, seperti ditunjukkan gambar dibawah:





No comments:

Post a Comment