Anne HirazuI dalam tesis doktornya membuktikan bahwa mengkudu matang mengandung gum arab dan berbagai jenis glukosa yang punya daya antitumor dan menstimulir kekebalan tubuh. Serta mengandung senyawa aktif merangsang kelenjar pineal mengeluarkan serotonin dan endorphin (morfin tubuh). Makanya mengkudu sering digunakan dalam terapi narkoba.
Kandungan buah mengkudu :
- Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin, dan mineral penting, tersedia dalm jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu.
- Selenium, salah satu mineral yang terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan yang hebat.
- Senyawa yang terkandung dalam mengkudu : xeronine, plant sterois,alizarin, lycine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine, antra quinines, trace elemens, phenylalanine, magnesium, dll.
- Terpenoid. Zat ini membantu dalam proses sintesis organic dan pemulihan sel-sel tubuh.
- Zat-zat aktif yang terkandung dalam sari buah mengkudu itu dapat mematikan bakteri penyebab infeksi, seperti Pseudomonas aeruginosa, Protens morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli.
- Zat anti bakteri itu juga dapat mengontrol bakteri pathogen (mematikan) seperti Salmonella montivideo, S . scotmuelleri, S . typhi, dan Shigella dusenteriae, S . flexnerii, S . pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus.
- Scolopetin. Senyawa scolopetin sangat efektif sebagi unsur anti peradangan, anti-alergi dan mengatur tekanan darah.
- Zat anti kanker. Zat-zat anti kanker yang terdapat pada mengkudu paling efektif melawan sel-sel abnormal.
- Mengandung xeronine yang diserap sel-sel tubuh untuk mengaktifkan protein-protein yang tidak aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif.
Manfaat buah mengkudu sebagai obat anti kanker
Manfaat mengkudu untuk kesehatan sesungguhnya sangat banyak. Salah satu manfaat yang menonjol dari buah mengkudu adalah kemampuannya sebagai obat anti kanker.
Manfaat buah mengkudu sebagai obat anti kanker dilaporkan antara lain pada 1993. Kala itu Jurnal Cancer Letter (vol.3, tahun 1993) melaporkan bahwa beberapa peneliti dari Keio University dan The Institute of Biomedical Sciences di Jepang melakukan riset terhadap 500 jenis tumbuhan. Hasilnya, mereka menyatakan bahwa buah mengkudu mengandung zat anti kanker (damnacanthal), yang mampu menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Dr. Neil Solomon pada 8000 pengguna sari buah mengkudu (Tahitian Noni) menyimpulkan bahwa sari buah mengkudu membantu mengobati sejumlah penyakit, antara lain : kanker, penyakit jantung, gangguan pencernaan, diabetes, stroke, dan beberapa penyakit lain. Dalam penelitian tersebut Dr. Solomon melibatkan 40 dokter dan praktisi medis.
Sementara itu, sejumlah ilmuwan dari Universitas Hawaii juga telah melakukan riset tentang mengkudu, diantaranya riset tentang aktifitas anti tumor dan anti kanker. Hasil dari penelitian tersebut dimuat pada sebuah jurnal ilmiah, yaitu Proc, West Pharmacology Society Journal, vol,37, 1994.
Buah mengkudu vs. tumor dan kanker
Sebuah makalah menarik dengan judul “Aktifitas Anti-tumor Morinda citrifolia pada Lewis Lung Carcinoma yang Disuntikkan pada Tikus.” dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Association fin. Cancer Research ke-83 di San Diego, California, tahun 1992. Dalam penelitian ini, tikus-tikus percobaan diberi suntikan Lewis Lung Carcinoma aktif (sejenis kanker).
Hasilnya, semua tikus yang tanpa perawatan mengkudu mati dalam 9 – 12 hari akibat kanker. Sedangkan tikus yang mendapat perawatan mengkudu mampu bertahan hidup 105 hingga 123 persen lebih lama (40 persen dari tikus-tikus percobaan tersebut hidup hingga 50 hari atau lebih).Singkatnya, hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa mengkudu dapat menghambat pertumbuhan tumor.
Pada kasus lain, pasien kanker yang mengkonsumsi sari buah mengkudu menjadi sembuh, misalnya kasus pasien Dr. Harrison (D.C. General Hospital). Pasien tersebut menderita kanker hati dan pembengkakan perut yang disebabkan oleh cairan yang berlebihan.
Selama 7 hari pasien mengonsumsi sari mengkudu, bengkak pada perutnya berkurang secara nyata. Pengujian baru terhadap cairan perutnya menunjukkan bahwa sel-sel kanker tersebut telah menghilang.
Menurut Dr. Judah Folkman dari Harvard University, mengkudu bekerja sinergis dengan mikronutrien lain dalam menghamhat aliran darah yang menuju ke sel-sel tumor. Mekanismenya hampir sama dengan minyak squalen (dari hati ikan hiu) yang mengontrol pertumbuhan tumor otak dan memperpanjang usia tikus eksperimen dengan merusak alat-alat peredaran yang mensuplai darah menuju ke sel-sel tumor.
Manfaat mengkudu dalam pengobatan tradisional
Masyarakat kita telah lama mengenal manfaat mengkudu. Mengkudu banyak digunakan sebagai bahan dasar jamu dan obat tradisional. Jamu berbahan dasar buah mengkudu, laos, asam Jawa, dan gula (kadang ditambah merica, bawang putih, kedawung, jahe, dan kencur) banyak dikonsumsi secara turun-temurun sejak jaman nenek-moyang. Secara tidak langsung hal ini menunjukkan bahwa mengkudu telah lama digunakan sebagai obat tradisional.
Secara umum, seluruh bagian pohon mengkudu dapat dimanfaatkan sebagai obat. Akar pohon mengkudu untuk mengobati kejang-kejang dan tetanus, menormalkan tekanan darah, obat demam, dan tonikum.
Kulit pohon mengkudu digunakan sebagai obat malaria, tonikum, antiseptik pada luka, atau mengempiskan pembengkakan kulit.
Daun mengkudu digunakan sebagai obat disentri, kejang usus, pusing, muntah-muntah, dan demam. Sedangkan buah mengkudu untuk peluruh air kencing, urus-urus, pelembut kulit, kejang-kejang, bengek, gangguan pernapasan, dan radang selaput sendi.
5 zat anti kanker pada buah mengkudu
Dr. Rangadhar Satapathy, MD menyatakan bahwa tanaman mengkudu memiliki 150 neutraceutical (zat gizi berkhasiat obat), lima di antaranya merupakan zat anti kanker, yaitu :
Pertama, Polisakarida. Polisakarida banyak terkandung pada mengkudu bisa mencegah menempelnya sel yang rusak / bermutasi ke sel lain, sehingga dapat mencegah terjadinya metastase.
Kedua, Damnacanthal. Sejenis anthraquinon, menghambat pertumbuhan sel ganas. Alizarin, anthraquinon lain, menghentikan aliran darah ke jaringan tumor, sehingga menghentikan perkembangannya.
Ketiga, Epigollocatechin gallate (EGCg). Antioksidan golongan flavonoid polifenol yang banyak terdapat dalam mengkudu ini mencegah mutasi sel dan menginduksi apoptosis (bunuh diri) pada sel-sel abnormal.
Keempat, Terpenoid. Terpenoid mencegah pembelahan sel ganas dan juga menginduksi apoptosis. Salah satu terpenoidnya, limonen, terbukti efektif untuk mengatasi kanker payudara, kanker liver, kanker paru, dan juga leukemia.
Terpenoid yang lain, betakaroten, membantu merangsang kelenjar thymus untuk memproduksi lebih banyak sel Limfosit T yang dapat langsung menghancurkan sel kanker. Sedang asam ursolat yang juga golongan triterpenoid dapat mencegah pertumbuhan sel abnormal (kanker) sekaligus menyuruh sel abnormal yang sudah ada untuk bunuh diri (apoptosis).
Kelima, Proxeronine. Berdasarkan penelitian Dr. Heinicke, proxeronine banyak terdapat dalam mengkudu. Di dalam usus proxeronine diubah menjadi xeronine. Xeronine yang juga diproduksi tubuh dalam jumlah terbatas ini dibutuhkan untuk mengaktifkan protein sel sebelum digunakan dalam seluruh proses kimiawi tubuh. Xeronine juga memperbaiki struktur dan menormalkan fungsi sel-sel tubuh yang rusak. Karena pada dasarnya setiap sel mengandung protein, maka kecukupan xeronine dapat memperbaiki segala jenis sel yang tidak normal.
Itulah penjelasan singkat seputar manfaat mengkudu sebagai obat anti kanker. Dibalik manfaat mengkudu yang banyak itu ada satu hal yang sering menjadi hambatan dalam mengkonsumsi mengkudu, yaitu baunya yang menyengat. Namun tak perlu khawatir, sekarang dipasaran banyak terdapat ekstrak mengkudu dalam bentuk tablet, kapsul maupun juice mengkudu.
Akhirnya efek samping mengkudu atau buah noni, sejauh ini belum ditemukan. Namun bagi penderita gangguan ginjal perlu waspada dan hati-hati dalam mengkonsumsi mengkudu karena kadar kalium mengkudu sangat tinggi. Selalu konsultasikan hal ini dengan dokter terdekat.
Sumber : Info-kesehatan.net
Khasiat Berbagai daun, buah dan tumbuhan yang lain dapat dilihat disini
No comments:
Post a Comment