BUDIDAYA ANGGREK.
1. Bibit.
- Anggrek monopodial ( Vanda sp., Arachnis, Arenthera ). Untuk jenis anggrek monopodial bibit diperoleh dengan memotong stek batang bagian atas dengan ukuran ± 25 cm.
- Anggrek sympodial ( Cattleya, Dendrobium ). Bibit dari jenis anggrek sympodial didapat dari bagian anakan, pemisahan bulb dan memotong keiki.
- Selain cara konvensional tersebut di atas perbanyakan bibit anggrek monopodial dan sympodial dapat dilakukan dengan cara kultur jaringan. Secara kultur jaringan bibit dapat diperoleh dalam jumlah yang banyak dan seragam. Tapi cara ini membutuhkan pembiayaan yang tinggi.
- Bibit hasil silangan akan menghasilkan jenis yang beragam.
2. Media Tanam.
- Pakis.
Media ini baik dalam penyerapan air. Sebagai media
tanam pakis dapat digunakan dalam 2 cara yaitu :
Dipotong-potong ± sepanjang 2 cm untuk mengisi pot.
Dibuat lempengan tempat melekat anggrek dengan ukuran
lebar 3 cm dan panjang 20 – 30 cm.
- Arang.
Mempunyai daya serap air rendah/lambat dan mempunyai daya
netralisasi terhadap zat-zat racun yang dapat menghalangi pertumbuhan tanaman,
miskin zat hara, dan semakin sukar didapat.
Arang dipotong-potong ± 3 cm untuk mengisi pot.
- Sabut Kelapa
Bagian sabut kelapa yang dipakai untuk media tanam
pengisi pot adalah bagian dalam yang berupa serat-serat. Bagian sabut beserta
kulitnya dapat dipakai langsung tanpa pot. Sabut kelapa ini sebelum digunakan
terlebih dahulu harus dikeringkan, mudah didapat, murah, mudah mengikat air,
kaya zat hara, namun mudah menjadi media sumber penyakit.
Kayu-kayuan.
a) Potongan kulit kayu
berukuran 4 – 5 cm untuk mengisi pot.
b) Potongan kayu untuk
pelekatan anggrek.
c) Serutan kayu atau
serbuk kayu sebagai media tanam anggrek tanah.
Media dari kayu-kayuan ini mempunyai daya
serap air yang tinggi.
Lumut.
Lumut yang akan digunakan terlebih dahulu dibersihkan dan
dikeringkan. Media lumut mempunyai daya serap yang tinggi terhadap air.
Akar Kadaka ( Alsophylum glauca ).
Bagian dari akar dibersihkan dari tanah dan
dikeringkan.
Potongan Batu Bata.
Digunakan untuk mengisi bagian dasar dari pot sebanyak
1/3 bagian dan bagian atas dapat menggunakan pakis, lumut, atau akar
kadaka.
3. Pemupukan.
Dalam pemupukan anggrek dapat digunakan pupuk organik,
pupuk anorganik, dan pupuk daun.
Pupuk organik.
Digunakan pupuk kandang yang telah lapuk. Pupuk ini dapat
digunakan pada anggrek tanah dan anggrek Dendrobium. Sebelum dipakai terlebih
dahulu disterilkan.
Pupuk anorganik.
Pupuk yang mengandung unsur NPK untuk merangsang
pertumbuhan generatif dan vegetatif. Untuk merangsang anakan digunakan pupuk
tunggal urea. Untuk merangsang pembungaan dengan pupuk yang mengandung unsur P
tinggi.
Pupuk daun.
Merupakan pupuk yang terlengkap. Dapat digunakan sesuai
kebutuhan tanaman berdasarkan petunjuk pada kemasan. Jenis pupuk daun yang
biasa digunakan adalah Hyponex, Dakastar, Gandasil, Atonik, Vitabloom,
Bayfolan, Pokon, Wuxal ( 2 gr/l atau 2 ml / l ).
4. Pengendalian Hama dan Penyakit.
Hama :
Keong/siput, kutu daun putih, ulat, kumbang daun,
belalang, kepik. Pencegahan/pemberantasan dilakukan dengan cara penyemprotan
dengan Diazinon ( 2 ml/l ), Basudin ( 2 ml/l ), Metaex ( 1 g/l ).
Penyakit :
Penyakit anggrek yang banyak dijumpai adalah yang
disebabkan oleh cendawan, bakteri, virus. Bercak hitam disebabkan oleh
Phytoptora cactorum dan Phytoptora ultimatum ditularkan melalui alat pemotong.
Busuk akar disebabkan Rhizoctonia solani dan Fusarium oxysporium. Pencegahan dan
pemberantasan dilakukan dengan penyemprotan fungisida seperti Benlate ( 2 ml/l
, Dithane M – 45 ( 2 g/l ).
5. Pasca Panen.
Sebagai upaya agar bunga tetap segar dan indah setelah
dipetik.
Waktu pemetikan.
Bunga akan cepat layu bila dipetik pada saat sinar
matahari penih sebab tingkat penguapan sangat tinggi karena itu dianjurkan agar
pemetikan dilakukan pada saat pagi hari, sebelum matahari terbit atau sore hari
waktu udara sudah sejuk.
Stadia pemetikan.
Bunga anggrek sebaiknya dipetik pada saat atau tingkat
ketuaan yang tepat atau berdasarkan penampilan bunga, misalnya : Dendrobium,
Aranthera, Arachnis dipetik saat bunga mekar 75 – 80 % ( 4 – 5 kuncup yang
belum mekar ).
Cara pemetikan.
Perlakuan Selanjutnya.
- Lakukan
pembersihan bunga, bila perlu dicuci.
- Lakukan
sortasi, bunga yang busuk / rusak dibuang.
- Kelompokkan
menurut ukuran bunga ( Panjang, sedang, pendek ).
- Bagian
tangkai bunga yang mengering segera dipotong diagonal dan tangkai bunga
direndam dalam air sejuk atau formula pengawet ( chrystal a gr/l ).
- Bila
memungkinkan dapat disimpan di dalam kamar pendingin 12 – 15 ÂșC atau
tempat dengan sirkulasi udara yang baik.
- Formula
pengawet bunga segar pada umumnya berisi makanan ( gula / sukrosa ), asam
( penurun air ), dan antibiotik.
mksih ilmunya gan..
ReplyDeletesama-sam, makasih telah berkunjung..
ReplyDelete