Ads 468 x 60

Showing posts with label Hobi. Show all posts
Showing posts with label Hobi. Show all posts

01/12/2012

01/12/2012

Budidaya Tanaman Hias Sansevieria


Budidaya Tanaman Hias Sansevieria




Sebagai tanaman hias sansevieria sangat mudah dirawat, tidak membutuhkan banyak lahan, dan dapat berfungsi sebagai penyerap polutan. Ketiganya adalah sifat utama sansevieria yang memenuhi kriteria terhadap tuntutan masyarakat yang semakin sibuk, tak punya lahan yang luas, serta sarat dengan polusi.

Alasan kenapa sansevieria  mempunyai banyak ragam adalah karena perbanyakan yang dilakukan pada tanaman ini tidak selalu menghasilkan jenis yang sama dengan induknya. Kecantikan sansevieria ditunjukkan dari ragam jenis, bentuk, ukuran, dan warna daun. Ragam jenis yang ada di alam tidak hanya diperoleh dari persilangan tanaman tetapi juga karena mutasi. Tanaman ini mudah mengalami mutasi, bahkan saat dilakukan pengembangbiakan melalui stek daun, yang seharusnya anakan akan seperti induknya namun pada sansevieria akan sering terjadi mutasi sehingga anaknya berbeda dengan induknya. Selain itu keistimewaanya adalah ada berbagai ukuran daun baik yang besar, kecil, bentuk memanjang atau pendek, melebar atau membulat juga corak warna yang juga beragam.

Daya tarik sansevieria lainnya adalah mampu tumbuh di naungan yang sangat minim cahaya dan pada tempat yang mendapat cahaya penuh. Tetap tumbuh pada kondisi kering sehingga jika beberapa hari tidak disiram pun tanaman ini masih mampu tumbuh. Pembudadayaanya pun sangat sederhana dan mudah.

7 (tujuh) syarat yang harus dimiliki tanaman agar menjadi tren dan diterima masyarakat yaitu cantik, variasi bentuk beragam, variasi warna tinggi, perawatan mudah, tingkat perbanyakan sedang, pertumbuhan lambat, serta bersifat anti polutan dan anti radiasi sejalan dengan penelitian NASA yang menyebutkan sansevieria mampu menyerap 107 polutan udara. Jadi semua sayarat untuk jadi tren terpenuhi oleh sansevieria. Tanaman ini mempunyai jalur metabolisme CAM (Crasulaceaen Acid Metabolism), dimana di malam hari penyerapan oksigen sedikit sehingga tidak mengganggu proses pernafasan manusia.

Bertambahnya variasi penampilan dan karakter sansevieria juga banyak dipengaruhi karena adanya mutasi dari spesies yang sama sehingga menampilkan bentuk, ukuran, dan warna daun yang berbeda. Mutasi dapat terjadi akibat perbanyakan melalui stek daun dan karena adanya pengaruh dari factor lingkungan seperti tingkat kesuburan tanah, suhu, dan pengaruh cahaya. Sinar matahari memiliki spectrum yang beragam berdasarkan panjang gelombang elektromagnetik, salah satunya adalah sinar X dan gamma yang bergelombang pendek. Keduanya merupakan radiasi pengion yang dapat melepas energi (ionisasi) ketika melewati atau menembus materi. Proses ionisasi itu terjadi dalam jaringan tanaman sehingga menyebabkan perubahan sel, genom, kromosom, dan DNA atau gen. Perubahan ini disebut mutasi, hanya saja intensitas sinar X dan gamma dalam sinar matahari sangat rendah sehingga mutasi di alam sangat lamban. Mutasi juga dapat terjadi dengan menginduksi mutagen yang berasal dari bahan-bahan kimia yang ditransfer ke molekul lain yang memiliki kepadatan electron yang cukup tinggi sehingga struktur DNA pada tanaman berubah. Meski demikian adakalanya tanaman mutasi kembali normal apabila dikembangbiakan secara generatif. Walaupun mengalami mutasi, tanaman mutan tetap menyimpan gen normal. Pada generasi tertentu gen normal itu berpeluang muncul kembali. Mutasi akan bertahan bila bagian tanaman yang mengalami mutasi diisolasi dan diperbanyak dengan kultur jaringan.

Kesamaan sosok sansevieria pada jenis-jenis tertentu mudah mengecoh. Perbedaan fisik meskipun hanya sedikit kadang jadi alasan untuk menaikkan harga dengan memberi nama baru. Penamaan yang tidak mengacu pada sumber yang benar akan membuat tanaman ini mempunyai dua nama. Kerancuan ini dapat terjadi karena tanaman kurang cocok dengan lingkungan yang baru sehingga penampilannya berubah. Sansevieria mudah berubah bentuk, penampilan baru ini kerap stabil sehingga nama barunya menjadi paten.Sansevieria trifasciata yang merupakan spesies, paling banyak menghasilkan varian-varian baru karena adanya penyimpangan, menghasilkan kurang lebih 60 varian. Sementara yang termasuk kedalam sansevieria species ada lebih dari 140 jenis.

SYARAT TUMBUH
Sansevieria memerlukan media dan udara yang tidak lembab, suhu optimal siang hari 24-29?C dan malam hari 18-21?C, serta tumbuh ideal dengan pencahayaan penuh meski tetap tumbuh jika cahaya kurang.

MEDIA
Pemilihan media dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu ketinggian tempat, ketersediaan bahan, dan iklim. Syarat utama media untuk sansevieria adalah porous. Adapun alternative pilihan adalah sebagai berikut:
  1. Pasir malang : tanah : pupuk organic : bahan organik (arang sekam, cocopeat atau cacahan pakis) 2 :1 : 1 : 1
  2. Pasir malang : sekam bakar 2 : 1
  3. Sekam bakar : pasir malang : pupuk kandang 1 : 1 : 1 atau 1 : 2 : 1
  4. Sekam bakar : pasir malang : pakis 2 : 1 : 1
PEMUPUKAN
Pemupukan 
sansevieria yang paling tepat adalah menggunakan pupuk majemuk yang bersifat slow release. Pupuk ini berbentuk butiran dengan cara pemberian ditebar di permukaan media. Karena sansevieria merupakan tanamana hias daun maka kandungan N yang tinggi sangat diperlukan. Pemberian pupuk adalah 2-3 bulan sekali. Dapat ditambahkan pula pupuk daun atau pupuk cair lengkap yang merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsure makro dan mikro yang diaplikasikan melalui daun 2-4 minggu sekali.

PENYIRAMAN
Frekuensi penyiraman  
sansevieria disesuaikan dengan kelembaban media. Pada musim kemarau cukup 2-3 hari sekali.

HAMA PENYAKIT
Hama yang sering menyerang 
sansevieria adalah ulat, siput telanjang, dan trips. Penyakit yang sering menyerang antara lain jamur Aspergillus niger yang menyebabkan busuk rimpang, bakteri Erwinia carotovora yang menyebabkan busuk basah, jamur Fusarium moniliforme yang menyebabkan busuk daun, jamur Sclerotium rolfsii yang menyebabkan bercak kering, dan nematoda Meloidogyne spp yang menyerang perakaran sansevieria. Pengendalian yang dilakukan dapat secara preventif, kuratif ataupun kimiawi tergantung seberapa berat serangan yang terjadi.

PERAWATAN SANSEVIERIA VARIEGATA
Sansevieria variegata lebih lemah dibanding yng normal karena jumlah kloroplas tanaman variegata lebih sedikit, sehingga penyerapan cahaya matahari tidak optimal. Bila persentase variegata cenderung mendominasi maka kebutuhan cahaya ikut berkurang, bila berlebih maka bagian variegata akan terbakar, maka mutlak diperlukan jaring peneduh misal shading net 50-60%. Tanaman sebaiknya ditanam pada media 100% pasir dan diberikan pupuk seimbang yang bersifat slow release yang dicampur kedalam media.

PEMASUNGAN SANSEVIERIA
Untuk 
sansevieria yang berdaun tebal dan panjang, arah pertumbuhannya sering tidak beraturan, maka diperlukan modifikasi yaitu pasungan dengan teknik jepit untuk mengarahkan pertumbuhan daun dan jarak antar daun akan menjadi sama. Teknik jepit ini menggabungkan bambu yang keras dengan styrofoam yang lembut agar daun sansevieria tidak terluka. Styrofoam berada di bagian dalam yang bersentuhan langsung dengan daun sedang bambu di bagian luar sebagai penyangga. Bisa juga digunakan bahan lain.

PERBANYAKAN
Sansevieria dapat diperbanyak secara generatif dengan perkawinan bunga untuk mendapatkan hybrid baru tetapi memerlukan waktu yang lama dalam pembungaan dan pemasakan biji. Selain itu, perbanyakan dapat pula dilakukan secara vegetatif, cara ini yang sering banyak dilakukan. Diantaranya adalah dengan pisah anakan, stek daun, potong pucuk, cacah daun, cabut pucuk, stek rimpang, dan kultur jaringan.
  1. Pisah anakan merupakan cara konvensional. Anakan dipisah setelah 2-4 bulan. Pada bagian yang terpotong diolesi fungisida dan zat perangsang akar, setelah ditanam disimpan di tempat teduh.
  2. Stek daun dapat dilakukan pada daun yang tua. Stek daun mampu menghasilkan anakan yang berbeda dengan induknya. Pada jenis sansevieria yang memiliki kombinasi warna kuning dan hijau, perbanyakan stek daun umumnya menghasilkan anakan berdaun hijau. Daun dipotong 5-10 cm yang dicelupkan kedalam zat perangsang akar, ditanam 1-1,5 cm disiram dan ditempatkan di tempat teduh. Tunas anakan muncul setelah berumur 3-4 bulan.
  3. Potong pucuk untuk sansevieria berdaun pendek dengan daun minimal 12 daun, dengan memotong pucuk minimal 3-4 daun dan dijaga agar daun satu dengan lainnya tetap melekat, dioles fungisida dan zat perangsang akar kemudian ditanam, disimpan ditempat yang teduh. Selang 1 bulan akan keluar 2-3 anakan.
  4. Cacah daun dilakukan dengan cara memotong-motong daun sansevieria dalam ukuran kecil yaitu 5 cm dan jumlah yang banyak. Bagian daun mulai dari ujung sampai ke pangkal digunakan untuk perbanyakan. Setelah 4-5 bulan atau memiliki 3 daun maka anakan siap dipisah.
  5. Teknik cabut pucuk cocok untuk sansevieria berdaun renggang. Caranya dengan mencabut daun termuda dengan menggunakan tangan, 1 bulan akan keluar 1-3 anakan.
  6. Stek rimpang dilakukan dengan memotong-motong rimpang yang tua, setiap potongan harus memiliki satu mata tunas, diolesi fungisida dan zat perangsang akar kemudian ditanam.
  7. Metode kultur jaringan digunakan untuk melestarikan jenis sansevieria yang langka dan memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat. Eksplan yang biasa digunakan adalah tunas pucuk, tunas lateral pada bonggol atau pucuk rimpang.
REPOTTING
Repotting dilakukan dengan hati-hati agar tanaman tidak stress, goncangan dihindari seminimal mungkin, apabila ada bagian tanaman yang patah diolesi fungisida, akar yang membusuk dipotong, apabila tanaman yang dipindah telah mempunyai anakan maka anakan harus telah mempunyai 5-6 helai daun untuk mengurangi resiko kematian kemudian disiram, penyiraman selanjutnya dilakukan 3 hari kemudian.

Budidaya Buah Naga Dalam Pot


Budidaya Buah Naga Dalam Pot



Tanaman buah naga bisa digunakan sebagai tanaman hias untuk memperindah halaman rumah sekaligus bisa dinikmati buahnya.. Buahnya dapat dipetik setiap minggu apabila sudah memiliki lebih dari 10 cabang produksi.

Kelebihan penanaman buah naga di pot adalah kita biasa memindahkan dan mengatur letak tanaman sesuai keinginan. Tetapi untuk menghasilkan tanaman buah naga yang produktif tetap harus diketahui cara perawatan dan pemupukan yang benar.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam pembudidayaan buah naga di pot :

1.    Menyiapkan Pot
Anda bisa menggunakan berbagai jenis pot dari bahan semen, plastic, tanah liat atau drum bekas yang dipotong. Tetapi menurut pengalaman, pot dari bahan tanah liat adalah yang paling ideal karena tanaman buah naga membutuhkan perubahan suhu yang drastic dari siang ke malam dalam proses pembungaan. Ukuran pot yang digunakan semakin besar semakin baik, minimal berdiameter sekitar 40cm.

2.    Menyiapkan Tiang Panjatan
Tanaman buah naga membutuhkan tiang panjatan untuk menopang supaya tidak roboh. Nantinya tiang ini akan dililit akar udara dan akan menopang beberapa cabang produksi yang berat yang tentu saja perlu dipilih dari bahan yang kuat tetapi juga perlu diperhatikan jangan sampai pot tidak bisa menahan beban berat tiang panjatan.

Sebaiknya tiang panjatan dibuat dari besi beton berdiameter 8-10 cm, atau balok kayu yang kuat dan tahan lama karena usia buah naga yang bisa mencapai puluhan tahun. Tinggi tiang antara 150-200 cm disesuaikan dengan besar pot. Pada bagian bawah tiang diberi kaki-kaki penguat agar nantinya bisa kuat dan tidak mudah goyah. Untuk tiang dari besi beton, bagian yang terpendam dalam tanah bisa diberi aspal untuk menghindari karat. Untuk bagian atas tiang diberi piringan yang berbentuk seperti stir mobil yang berfungsi untuk menyangga cabang-cabang produksi yang banyak.

3.    Media Tanam
Setelah pot dan tiang panjatan sudah selesai disiapkan, selanjutnya adalah menyiapkan media tanam. Bahan-bahannya adalah pasir, tanah, pupuk kandang dan kompos dengan perbandingan 2:1:3:1. Anda juga bisa menambahkan bubuk batu bata merah secukupnya dan dolomit (kapur pertanian) sebanyak 100 g dicampur rata dengan bahan-bahan tersebut. Kemudian media tanam disiram dengan air hingga kondisi jenuh dan dibiarkan selama sehari semalam.

4. Penanaman bibit
Bibit buah naga  sebaiknya dipilih yang besar, dari batang tua yang berwarna hijau tua keabuan dan bebas dari penyakit. Idealnya panjang bibit yang ditanam minimal 30 cm. Selanjutnya bibit ditanam disekitar tiang panjatan dengan kedalaman 10 cm, jangan terlalu dalam karena akan mengakibatkan pertumbuhan yang kurang bagus. Setelah ditanam media tanam ditekan-tekan agar bibit tidak mudah roboh. Selanjutnya media tanam disiram dengan air dan diletakkan ditempat terbuka tidak ternaungi yang terkena sinar matahari langsung.

5. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman buah naga yang ditanam di pot tidak jauh beda dengan buah naga yang ditanam dikebun yaitu meliputi pemupukan, penyiraman dan pemangkasan cabang yang tidak diperlukan. Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah tanaman dipastikan menempel dengan baik pada tiang panjatan dan tidak roboh, oleh karena itu perlu dilakukan pengikatan batang buah naga pada tiang dengan menggunakan tali atau kawat dengan bentuk ikatan seperti angka ‘8’ tidak boleh terlalu kencang karena bisa merusak batang atau cabang seiring pertumbuhannya yang semakin membesar.

Cabang hasil pemangkasan bisa ditanam kembali untuk menambah jumlah bibit yang bisa di tanam di pot yang lain.


Sumber : sogolagro.wordpress.com

27/11/2012

27/11/2012

Cara Budidaya Tanaman Manggis


Cara Budidaya Tanaman Manggis



Buah Manggis berasal dari kepulauan Malaya termasuk keluarga Guttiferae. Beberapa species membentuk buah yang dapat dimakan, tetapi tidak seenak buah manggis. Kecuali buah, bagian tanaman lain juga sangat bermanfaat seperti misalnya kulit buah, kulit kayu, akar dan lain bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai obat seperti diare, obat cacing, tumor pada rongga mulut. Kulit buah manggis juga merupakan komoditas ekspor dari Singapura ke Cina.

Deskripsi
  • Tinggi tanaman 10-25 m. Mahkota bunga ada yang bulat, ada yang seperti piramid kompak meruncing keatas. Tanaman ini sukar dikembangkan, terutama karena pertumbuhannya yang sangat lambat dan memerlukan beberapa tahun agar sistem perakaran dapat benar-benar efektif.
Syarat Tumbuh
  • Tumbuh baik di daerah yang suhunya tinggi, lembab, curah hujan tinggi merata sepanjang tahun. Tidak tahan pada angin laut. Suhu optimum untuk pertumbuhannya berkisar antara 220-230C. Tanaman muda membutuhkan naungan yang rimbun baik di dataran rendah sampai ketinggian 800 m dengan curah hujan 1500-2500 mm/tahun. Manggis ini sangat baik tumbuh pada tanah yang kaya akan bahan organik dengan aerasi yang cukup baik. Umumnya tumbuh di dataran rendah terutama di pulau Jawa terdapat di selatan Jawa Barat, bagian utara Jawa Barat sekitar Serang, Tangerang, Cibinong, Purwakarta dan Subang, bagian selatan DKI Jakarta, Jawa Tengah sekitar Bumiayu, Kebumen, sebelah selatan Batang, Kendal dan Ungaran. Di Jawa Timur manggis dapat dikembangkan di daerah basah sekitar G. Semeru ke barat sampai lereng G. Kawi dan ke timur sampai lereng G. Lamongan, sekitar Pacitan-Blitar dan lereng selatan G. Raung
Perbanyakan
  • Perbanyakan dengan biji
    Manggis dapat diperbanyak dengan biji tapi bukan merupakan perbanyakan secara generatif, karena biji manggis terbentuk secara apomiktis. Biji mempunyai viabilitas yang rendah dan cepat mengalami kemunduran. Biji harus segera dikecambahkan segera setelah diambil (dikeluarkan) dari buah. Apabila tetap berada dalam buah, biji manggis tetap bertahan viabilitasnya selama 3-5 minggu. Makin besar bijinya makin baik pertumbuhan tunasnya.
  • Perbanyakan secara vegetatif
    Perbanyakan tanaman manggis secara vegetatif dapat berupa setek, cangkok,penempelan, penyambungan dan penyusuan. Cara yang paling berhasil dilakukan dengan cara penyambungan, yaitu sambung pucuk. Cara ini lebih hemat dalam menggunakan cabang entris (batang atas). Sebagai entris digunakan tunas ujung yang masih muda daunnya tetapi telah cukup keras. Sebagai batang bawah digunakan bibit semai yang sudah berumur 2 tahun atau yang diameter batangnya kurang lebih 0,5 cm, mempunyai kulit batang berwarna hijau. Metode penyambungan celah lebih banyak berhasil daripada metode sisi.
Pembibitan
  • Pembibitan perlu dipilih lokasi yang cocok, yaitu teduh dan tidak jauh dari sumber air. Tanah untuk pesemaian diolah cukup dalam, dan dibuat bedengan selebar 1,2 m, tinggi bedengan kira-kira 30 cm. Diantara bedengan dibuat selokan pembuangan air. Tanah diberi pupuk kandang sebanyak 10 kg/m3 apabila biji akan disemai dalam kantong plastik maka media yang baik adalah campuran tanah kebun, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan bagian 1:1:1. Apabila biji disemaikan dalam bedengan, maka biji ditanam pada jarak tanam 40 cm x 30 cm , sedalam 0,5 - 1,0 cm. Pesemaian yang menggunakan kantong plastik, cukup menanam 1 biji dalam 1 kantong plastik. Mulai umur 1 bulan, bibit perlu mendapat pupuk. Setiap bibit diberi 2-3 gram campuran urea dan TSP. Pemberian pupuk diulang sebulan sekali.
Pemeliharaan Tanaman
  • Untuk pertumbuhan vegetatif yang baik, satu bulan setelah tanam diberi 100-200 g urea/pohon. Pemberian diulang setiap 6 bulan sekali ditambah 20-30 kg pupuk kandang. Untuk membantu mempertahankan kesehatan tanaman apabila berbuah nanti, maka untuk bibit sambungan mulai umur 4 tahun diberi pupuk NPK, sebanyak 0,5 kg/pohon. Pemberian pupuk NPK juga diulangi setiap 6 bulan sekali, setelah pohon dewasa perlu diberikan pupuk lebih banyak (3,5kg/pohon).
Panen
  • Saat panen yang baik apabila kira-kira 25% dari permukaan kulit buah sudah berwarna ungu. Pemetikan buah dilakukan dengan mengikutsertakan tangkai buah, supaya dapat bertahan lebih lama.
  • Buah yang baik kemudian dikelompokkan atas dasar ukuran buah yaitu :
    • Mutu super yaitu diameter buah 6,5 cm
    • Mutu I yaitu diameter buah 5,5-6,5 cm
    • Mutu II yaitu diameter buah 5,5 cm
  • Untuk perdagangan internasional, mutu buah ditentukan oleh beratnya. Pasar Malaysia dan Hongkong menghendaki berat minimum buah 65 gr sedangkan pasaran Jepang minimum 80 gr. Buah manggis yang dipetik dengan mengikutsertakan tangkainya, pada suhu kamar, buah yang sehat dapat tetap baik sampai 2-3 minggu setelah panen. Penyimpanan pada suhu 4-60C dapat mempertahankan kualitas buah sampai 49 hari. Pada suhu penyimpanan 9-120C, buah dapat bertahan 33 hari.

Cara Budidaya Buah Naga


Cara Budidaya Buah Naga


Buah Naga telah lama dikenal oleh rakyat Tionghoa kuno sebagai buah yang membawa berkah. karena biasanya buah naga diletakkan diantara patung naga di altar.Oleh karena itu orang Vietnam menyebut buah naga atau dalam bahasa Vietnam disebut dengan nama Thang Loy di Thailand diberi nama Keaw Mang Kheon, dalam istiiah Inggris diberi nama DRAGON FRUIT clan di Indonesia dikenal dengan nama BUM NAGA Sebenarnya tanaman ini bukan tanaman asil daratan Asia, tetapi merupakan tanaman ask Meksiko clan Amerika Selatan bagian utara ( Colombia ). Pada awainya buah naga ini dibawa kekawasan Indocina ( Vietnam ) oleh seorang Perancis sekitar tahun 1870. dari Guyama Amerika Selatan sebagai hiasan sebab sosoknya yang unik dan bunganya yang cantik dan berwarna putih. Baru sekitar tahun 1980 setelah dibawa ke Okinawa Jepang tanaman ini mendunia karena sangat menguntungkan. Pada tahun 1977 buah ini dibawa ke Indonesia clan berhasil disemaikan kemudian dibudidayakan. Buah naga kaya akan vitamin dan mineral dengan kandungan serat cukup banyak sehingga cocok untuk diet.

Beberapa khasiat dari DRAGON FRUIT adalah :
1. Penyeimbang kadar gula
2. Pencegah Kolesterol tinggi
3. Pencegah kanker usus

1. Persyaratan Tumbuh Tanam
Ditanam di dataran rendah, pada ketinggian 20 – 500 m diatas permukaan iaut
Kondisi tanah yang gembur, porous, banyak mengandung bahan organik clan banyak mengandung unsur hara, pH tanah 5 – 7
Air cukup tersedia, karena tanaman ini peka terhadap kekeringan dan akan membusuk bila kelebihan air Membutuhkan penyinaran cahaya matahari penuh, untuk mempercepat proses pembungaan

2. Persiapan Lahan
Persiapkan tiang penopang untuk tegakan tanaman, karena tanaman ini tidak mempunyai batang primer yang kokoh. Dapat menggunakan tiang dari kayu atau beton dengan ukuran 10 cm x 10 cm dengan tinggi 2 meter, yang ditancapikan ke tanah sedalam 50 cm. Ujung bagian atas dari tiang penyangga diberi besi yang berbentulk lingkaran untulk penopang dari cabang tanaman
Sebulan sebeium tanam, terlebi dahulu dibuatkan Wbang tanan dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm dengan jarak tanam 2 m x 2,5 m, sehingga dalam 1 hektar terdapat sekitar 2000 lubang tanam penyangga
Setiap tiang/pohon penyangga itu dibuat 3 – 4 Lubang tanarn dengan jarak sekitar 30 cm dari tian penyangga.
Lubang tanam tersebut kemudian diberi pupuk kandang yang masak sebanyak 5 – 10 kg dicampur dengan tanah

3. Persiapan bibit dan penanaman
Buah naga dapat diperbanyak dengan cara :
Stek dan Biji
Umumnya ditanam dengan stek dibutuhkan bahan batang tanaman dengan panjang 25 – 30 cm yang ditanam dalam polybag dengan media tanam berupa campuran tanah, pasir clan pupuk kandang  dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
Setelah bibit berumur ? 3 bulan bibit siap dipindah/ditanam di lahan.

4. Pemeliharaan
Pengairan
Pada tahap awal perturnbuhan pengairan dilakukan 1 – 2 hari sekali. pemberian air berlebihan akan menyebabkan terjadinya pembusukan
Pemupukan
Pernupukan tanaman diberikan pupuk kandang, dengan interval pemberian 3 bulan sekali, sebanyak   5 – 10 Kg.
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Sementara belum ditemukan adanya serangan hama clan penyakit yang potensial. Pembersilhan lahan atau pengendalian gulma dilakukan agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman
Pemangkasan
atang utama ( primer ) dipangkas, setelah tinggi mencapai tiang penyangga ( sekitar 2 m ), clan ditumbuhkan 2 cabang sekunder, kemudian dari masing-masing cabang sekunder dipangkas lagi clan ditumbuhkan 2cabang tersier yang berfungsi sebagai cabang produksi.

5. Panen
Setelah tanaman umur 1,5 – 2 tahun, mulai berbunga dan berbuah. Pemanenan pada tanaman buah naga dilakukan pada buah yang memiliki ciri – ciri warna kulit merah
mengkilap, jumbai / sisik berubah warna dari hijau menjadi kernerahan. Pemanenan dilakulkan dengan menggunakan gunting, buah dapat dipanen saat buah mencapai umur 50 hari terhitung sejak bunga mekar
Dalam 2 tahun pertama. setiap tiang penyangga mampu menghasilkan buah 8 s / d 10 buah naga dengan bobot sekitar antara 400 – 650 gram
Musim panen terbesar buah naga terjadi pada bulan September hingga Maret
Umur produktif tanaman buah naga ini berkisar antara 15 – 20 tahun

22/11/2012

22/11/2012

Cara Memilih Burung Kenari Untuk Indukan Yang Baik


Cara Memilih Burung Kenari Untuk Indukan Yang Baik



Masa ekonomi yang begitu sulit sekarang ini kita harus berpikir kreatif bagaimana kita dapat menambah penghasilan bagi diri kita sekarang ini, apalagi dengan dampak ekonomi yang begitu menyulitkan bagi kita. Dengan banyaknya pabrik yang gulung tikar karena dampak ekonomi yang tidak karuan dan peluang kerja yang begitu sempit/sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali, oleh karena itu kita dapat berwirausaha sendiri salah satunya adalah beternak. Kalaupun belum ada modal yang memadai kita dapat mencoba dengan yang relatif lebih kecil dulu. Disini saya hanya ingin berbagi tentang usaha beternak tersebut salah satunya adalah beternak burung kenari. Ada beberapa langkah untuk beternak kenari khususnya bagi pemula, apalagi bagi orang yang bahkan sama sekali belum pernah mengenal pekicau kenari. Disini saya akan berbagi tentang cara beternak kenari dari memilih indukan sampai dengan ciri – ciri indukan kenari siap untuk di campur dengan pejantan.

Tahap pertama memilih kenari betina.



Indukan atau kenari betina merupakan penghasil anakan kenari yang paling utama, dengan memilih kenari indukan yang bagus kita akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Dilihat dari bentuk body/tubuh dari kenari tersebut, ciri dari kenari betina dilihat dari body/tubuh: dari paruh sampai ekor berdiri tegak lurus ke bawah dan memanjang, kalau bisa indukan/kenari betina tubuhnya besar walaupun kenari tersebut adalah kenari lokal, saya menganjurkan kenari indukan yang bertubuh besar dan panjang dikarenakan jika suatu saat jika Anda berhasil menangkar yang lokal kemudian Anda ingin berganti dengan kenari import atau yorksire Anda dapat memanfaatkan kenari lokal tersebut sebagai babon (indukan khusus hanya mengerami telur).

Untuk memilih indukan kenari Anda juga harus berpikir dulu kenari indukan yang sudah siap telur atau yang masih dere (masih muda), kalau ingin mencari yang sudah siap sebaiknya Anda membeli ke peternak langsung, kalau Anda membelinya di pasar burung dikuatirkan Anda akan kena tipu oleh si penjual. Saya pernah membeli di pasar ternyata kenari indukan yang saya beli terkena panyakit napas sehingga bertelurnya pun tidak maksimal, setiap bertelur kenari tersebut hanya bertelur 2 butir kalau kenari tersebut sehat bisa bertelur sampai 5 butir. Ciri kenari betina yang sudah siap dilihat dari anus, Anda dapat memegang kenari tersebut kemudian Anda balik dan ditiup bulu yang dekat dengan anus, jika anus pada burung kenari sudah tidak ada bulunya dan tonjolan anus sudah kelihatan membesar maka kenari tersebut sudah siap untuk dijadikan indukan, ciri ini juga berlaku untuk kenari yang masih muda tapi untuk kenari yang masih muda bulu di dekat anus biasanya tidak bisa rontok semua pasti ada beberapa bulu yang tumbuh didekat anus. Untuk mengetahui kenari muda tersebut sudah siap untuk dibuahi atau tidak maka Anda harus menyiapkan sangkar yang didalamnya sudah ada tempat bertelur kenari, tempat bertelur kenari tersebut harus di isi dengan serabut-serabut halus, jika kenari sudah mengatur serabut-serabut halus tersebut rapi dan melingkar sesuai dengan tempatnya dan rapi maka Anda dapat memasukkan kenari jantan ke dalam sangkar yang sudah dipakai oleh kenari indukan tadi.

Tahap Kedua "Pemilihan Pejantan"



Kenari jantan merupakan kenari yang memberi pembibitan pada betina yang nantinya diharapkan dapat memberikan hasil atau anakan yang mempunyai suara keras, mental yang berani. Untuk hasil anakan dilihat dari segi postur tubuh bisa dilihat pada posting yang pertama tentang Indukan Betina tapi tidak menutup kemukinan untuk pejantan juga haruslah yang dapat memberikan hasil yang bagus pula.

Ciri dari pejantan yang akan digunakan untuk membuahi kenari betina :

Kenari jantan haruslah memiliki suara atau berkicau dengan keras, diharapkan dengan suara yang keras dan memiliki kekuatan suara yang keras dapat diturunkan ke anakan yang nantinya akan dihasilkan pada saat digunakan sebagai pejantan. Kemudian warna dari burung kenari sendiri untuk pejantan warna yang bagus untuk digunakan sebagai indukan pejantan adalah warna yang relatif agak berbeda dan sulit untuk dihasilkan, contoh warna burung kenari yang bagus untuk jadikan pejantan adalah warna kuning, di pasaran warna ini memiliki keindahan, dilihat dari segi penjualan warna kuning sangatlah diminati dan harganya pun juga standart dengan kata lain terjangkau oleh orang yang sakunya agak tipis, warna lainnya yaitu sankis atau warna kuning tapi diimbangi dengan warna putih sehingga menghasilkan warna kuning keputihan, Untuk kenari jenis warna ini harganya juga tidak jauh beda dengan warna kuning. Warna burung kenari yang lainnya adalah orange atau warna dari bulu-bulunya menyerupai warna orange wortel, untuk jenis kenari warna seperti ini harganya relatif lebih mahal karena untuk menghasilkan kenari jenis warna seperti ini sangatlah sulit sehingga harganya juga relatif mahal.



Penulis menjelaskan warna dari jenis kenari agar para pembaca dapat memilih indukan pejantan yang nantinya dijadikan sebagai pejantan dan dapat menghasilkan anakan yang bagus dan dapat diterima dipasaran, Kalaupun belum mempunyai dana untuk mencoba jenis kenari yang memiliki warna tersebut diatas pembaca dapat mencoba dulu dengan kenari jenis lurik lokal, karena kenari jenis ini harganya relatif terjangkau entah dari segi betina ataupun dari segi pejantan. Tapi penulis pesan jika sudah berhasil dengan jenis lurik ini jangan pembaca buang atau di jual semua kenari yang telah menghasilkan tersebut, karena tidak semua kenari menghasilkan warna yang sama. Pilihlah kenari betina yang manghasilkan banyak telur untuk lebih jelas baca di memilih Indukan Betina. Untuk postur tubuh dari kenari jantan carilah yang sama dengan kenari betina yang telah penulis jelaskan di langkah pertama memilih Indukan Betina.
Berikutnya adalah pejantan kenari belum tentu semua dapat membuahi betina, walaupun kenari jantan tersebut berkicau dengan suara yang keras dan memiliki postur tubuh yang bagus. Kenari jantan kadang memiliki sifat yang kejam yaitu jika melihat burung yang sejenis sefatnya adalah menyerang burung tersebut. Jika pembaca menenukan kenari jantan jenis ini sebaiknya dijual saja karena jika di campur dengan kenari betina susah untuk jodoh atau melakukan pembuahan, akibat yang dihasilkan kenari jantan tersebut bisa membunuh kenari betina nya. Untuk mengetahui kenari jantan dapat membuahi atau tidak pembaca haruslah mempraktikkan langsung karena jika hanya dengan melihat tidak akan bisa diketahui hasilnya.

Tahap 3 "Perjodohan"



Dalam menjodohkan kenari kita harus melihat dulu kenari betinanya sudah siap atau belum seperti yang sudah saya jelaskan di postingan pertama "Memilih Betina" di sini sedikit saya singgung. Untuk mengetahui betina kenari itu sudah siap atau belum pembaca bisa melihat pada dubur kenari kalau betina itu sudah siap maka pada dubur kenari bulu - buluny sudah pada hilang atau rontok. Kemudian pindahkan ke sanggkar yang sudah siap digunakan untuk menjodohkan kenari, tahap pertama sangkar haruslah di beri tempat untuk bertelur dan pada posisi tempat bertelur tersebut belakang dan samping pada posisi tempat bertelur tersebut di tutup dengan kertas supaya pada saat kenari tersebut mengerami telurnya tidak melihat ke arah luar yang bebas atau dengan kata lain dengan adanya tutup dapat mengurangi gangguan. Pada tempat untuk bertelur kenari di isi dengan serabut halus untuk bantalan telur pada saat bertelur dan ngerami telur, tahap ini kita juga bisa bahwa kenari sudah siap untuk di campur dengan pejantan atau belum, bisanya kenari betina yang sudah siap untuk dijodohkan kenari tersebut akan menata atau mengatur serabut - serabut halus tersebut ke dalam wadah tempat telur membentuk setengah lingkaran atau bulat, dengan ciri tersebut maka pejantan sudah siap untuk di masukkan ke dalam sangkar perjodohan.

Ciri lain pada saat perjodohan betina ketika mendengar suara kicau dari pejantan si betina akan mengeluarkan kicau kecil seperti suara rintihan secara berulang - ulang, pada fase ini kenari betina ada yang belum menata serabut - serabut halus ke dalam tempat bertelurnya. Dengan kondisi seperti ini anda tidak perlu terlalu lama menyendirikan kenari betina tersebut, anda bisa menjodohkan kenari betina tersebut atau memasukkan kenari jantan ke dalam sangkar yang digunakan untuk menjodohkan dan mengindukkan.

Pada saat menjodohkan kadang kenari jantan akan menyerang kenari betina pada awal - awal hari atau pada saat baru masuk, pada kondisi tersebut anda harus mengawasi secara teratur karena ada kenari betina yang berani melawan kenari jantan sehingga kenari jantan dan kenari betina akan bertarung, kalau bertarungnya hanya kicauan saja biarkan kadang kejadian tersebut hanya mempertahankan posisi penguasa, ketika kondisi kenari betina dan kenari jantan tersebut sangatlah birahi tanpa menuggu terlalu lama akan terjadi perkawinan biarkan perkawinan tersebut terjadi beberapa kali setelah selesai keluarkan kenari jantan dan dipisahkan dari kenari betina tersebut, maka dalam waktu satu minggu atau kurang kenari betina tersebut akan bertelur.


Untuk memilih kenari jantan yang akan digunakan untuk pejantan penulis sudah menjelaskan di postingan yang ke dua "Memilih Pejantan" sedikit juga penulis ulas kembali tidak semua kenari jantan dapat melakukan proses perkawinan atau istilah ternaknya "NGISI" maka pintar - pintarlah untuk mencari kenari jantan yang ngisi.

Untuk perjodohan itu sendiri banyak yang menggunakan trik - trik yang berbeda - beda, setiap peternak melakukan eksperimennya sendiri untuk mendapatkan hasil yang maksimal atau optimal, Sedikit penulis jelaskan langkah yang penulis uraikan mengambil langkah indukan betina mengerami telurnya sendiri. Langkah ini sedikit menekan biaya karena tidak setiap betina memiliki pasangan jantannya sendiri akan tetapi setiap kenari jantan dapat melakukan perkawinan dengan betina yang lain, pengalaman saya untuk kenari jantan dapat melakukan perkawinan dengan kenari betina lebih dari 5 kenari betina. Ada juga yang melakukan perkawinan setiap kenari betina akan di jodohkan dengan kenari jantan dan tidak akan dirubah perjodohan tersebut. Pada perjodohan di atas anda dapat menarik kesimpulan langkah yang ingin di ambil di lihat dari aspek mencari pejantan dan mengambil keturunan yang prospeknya bagus dan penurunan gennya pula.

SELAMAT MENCOBA...

Bunga Dahlia


Bunga Dahlia



1. SEJARAH SINGKAT
Bunga Dahlia merupakan tanaman bunga hias berupa tumbuhan tahunan yang tegak. Tanaman ini berasal dari pegunungan Meksiko. Bunga Dahlia termasuk tanaman hias yang terlambat dibudidayakan. Di Eropa budidaya dimulai tahun 1789, dari Royal Botanical Garden di Madrid, Spanyol dan menyebar ke seluruh Eropa Barat. Walaupun perkembangannya sangat lambat, Bunga Dahlia pada tahun 1841 sudah terdapat 1.200 varietas. Bunga Dahlia didatangkan ke Jawa Barat dari negeri Belanda pada masa penjajahan di abad ke 19. Saat ini Bunga Dahlia menjadi komoditi bunga potong/bunga pot yang penting di berbagai belahan dunia. Di luar negeri, Bunga Dahlia mempunyai prospektif sehingga dibentuk kelompok pemerhati bunga dahlia seperti Dahlia Society of India, National Dahlia Society of United kingdom dan American Dahlia Society.

2. JENIS TANAMAN
Klasifikasi botani tanaman dahlia adalah sebagai berikut:
  • Divisi : Spermatophyta
  • Sub divisi : Angiospermae
  • Kelas : Dicotyledonae
  • Keluarga : Compositae
  • Genus : Dahlia
  • Spesies : Dahlia spp. L.
Bunga Dahlia  yang dibudidayakan terdiri atas Bunga Dahlia pohon yang tingginya bisa mencapai beberapa meter dan berupa tanaman perdu (tanaman berkayu namun tetap rendah). Bunga Dahlia memiliki warna : putih, kuning, jingga, violet, merah, ungu atau campurannya. Diameter bunga terkecil sekitar 5 cm sedangkan yang terbesar sekitar 30 cm. Spesies Bunga Dahlia yang ada saat ini adalah D. pinnata, D. variabilis, D. coccinea, D. juarezii.

3. MANFAAT TANAMAN
Bunga Dahlia kaktus yang berwarna putih selalu diperdagangkan karena merupakan jenis bunga yang banyak dipakai untuk merangkai bunga dukacita.
Jenis Bunga Dahlia lain yang kaya warna (Bunga Dahlia besar dan Bunga Dahlia kecil) dijual di dalam polibag untuk digunakan sebagai tanaman di luar rumah. Bunga Dahlia adalah tanaman berubi. Ubi Bunga Dahlia mengandung hampir 70 prosen pati dalam bentuk inulin. Inulin murni hasil ekstraksi dari ubi dahlia dimanfaatkan di bidang kedokteran. Jika inulin difermentasi oleh enzim tertentu atau oleh jamur tanah, inulin akan berubah menjadi fruktosa, suatu gula yang banyak digunakan dalam pengawetan makanan atau pembuatan sirup. Karena itu, pemanfaatan inulin dari dahlia melalui biokonversi menjadi gula fruktosa. 

4. SENTRA PENANAMAN
Di Indonesia untuk tujuan komersil, Bunga Dahlia dibudidayakan di dataran tinggi Lembang dan Cianjur (Jawa Barat).

5. SYARAT PERTUMBUHAN
5.1. Iklim
Tanaman ini memerlukan sinar matahari yang berlimpah tanpa naungan.
5.2. Media Tanam

  1. Tanaman dapat tumbuh di setiap tanah lempung berpasir yang mengandung humus, memiliki tata udara baik dan gembur.
  2. Keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini antara pH=6,0-8,0.
5.3. Ketinggian Tempat
Tanaman dapat tumbuh baik pada daratan tinggi dengan ketinggian optimum 700-1.000 m dpl.

6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan

  1. Teknik Penyemaian Bibit
    1. Perbanyakan generatif dengan benih : Dilakukan pada dahlia mini untuk mendapatkan warna bunga yang baru dan lebih bervariasi. Benih berasal dari tanaman dahlia yang sehat berumur 5 bulan. Benih langsung disemai di atas persemaian yang telah disiapkan. Bedengan persemaian dibuat di atas tanah dengan lebar 1 m dan panjang tergantung besar lahan dengan arah Utara-Selatan. Bedengan dibuat dari campuran humus, pupuk kandang sapi dan tanah yang subur dengan perbandingan 1:1:1. Tinggi bedengan 5 cm. Bibit disebarkan merata di atas bedengan dan ditutup tipis-tipis dengan tanah. Pada musim kemarau bedengan ditutup dengan daun pisang yang telah dicuci atau karung goni yang bersih agar kelembaban bedengan terjaga. Bedengan perlu diberi naungan bila persemaian dilakukan pada musim hujan. Naungan berupa plastik transparan setinggi 80 cm di sisit timur dan 60 cm di sisi barat. Setelah benih berkecambah dan berdaun dua helai, penutup (daun pisang/karung goni) dibuka. Bibit dipelihara dipersemaian sampai berdaun sempurna 2 buah, pada stadia ini akar tanaman belum menyentuh dasar bedengan dan dipindahtanamkan ke polibag transparan 18x15 cm berisi campuran sekam dan pupuk kandang sapi (6:1). Setelah tanaman berdaun 6 helai, dilakukan pindahtanam kedua ke dalam polybag transparan 30x20 cm berisi media yang sama. Di dalam polybag ini tanaman dipelihara sampai berbunga selama 1,5-2 bulan dan siap untuk dijual.
    2. Perbanyakan vegetatif dengan stek : Dilakukan pada dahlia mini untuk mendapatkan bunga dengan warna dan bentuk yang sama dan untuk dahlia besar yang tidak dapat berbiji. Bahan stek diambil dari tunas ketiak yang berukuran 7-10 cm. Untuk menghindari penyakit, gunakan pisau stek/pisau tajam yang bersih untuk memotong tunas. Pembibitan dilakukan di polybag transparan 30x20 cm berisi campuran sekam padi dan pupuk kandang (6:1) dan dipelihara sampai siap jual tanpa dipindahtanam selama 3 hari.
    3. Perbanyakan vegetatif dari ubi : Dilakukan pada dahlia kaktus dan semi kaktus. Ubi diambil dari tanaman berumur 7 bulan. Untuk mendapatkan ubi, batang tanaman yang telah habis masa berbunga pertamanya dipotong sampai 10 cm dari permukaan tanah.Tanah digali dan ubi diangkat bersama dengan batang utamanya.
  2. Pemeliharaan Penyemaian
    1. Tanaman di Persemaian : Selama persemaian tanaman disiram satu hari sekali dan tidak diberi pupuk karena makanan sudah cukup banyak didapatkan dari bedengan. Penyiangan gulma harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak merusak bibit yang masih mudah rusak.
    2. Tanaman di dalam polibag : Tanaman disiram 1-2 hari sekali (pagi-sore) kecuali jika hari hujan. Gulma jarang tumbuh, jika ada disiangi dengan cara dicabut atau diambil dengan cangkul kecil Untuk mencegah hama/penyakit, tanaman disemprot dengan pestisida antracol/Basudin 2 minggu sekali di saat pergantian musim kemarau-hujan dan musim hujan. Pupuk daun Gandasil dan 1 gram NPK diberikan 1 minggu sekali.
6.2. Pengolahan Media Tanam

  1. Penanaman di Polybag (dahlia mini dan dahlia besar)
    1. Media tanam berupa sekam dan pupuk kandang (6:1) dicampur merata.
    2. Masukkan media ke dalam polybag 30 x 20 cm sampai mengisi 90 prosen volume.
    3. Buat lubang tanam ditengah media, tambahkan 1 gram pupuk NPK.
    4. Masukkan bibit dari polybag kecil dan padatkan media di sekitar batang. Siram sampai lembab.
    5. Selanjutnya tanaman diberi pupuk NPK sebanyak 1 gram setiap dua minggu. Penyemprotan dengan pestisida Antracol dan Basudin dilakukan jika terlihat gejala serangan penyakit.
    6. Pemangkasan daun perlu dilakukan agar bunga yang dihasilkan berkualitas baik. penjarangan bunga bertujuan untuk mendapatkan bunga dengan ukuran maksimal. Kriteria penjarangan bunga adalah:
      1. Di setiap pucuk lateral hanya terdapat 6 kuntum bunga dihitung sampai buku ke tiga untuk tanaman Dahlia mini.
      2. Di setiap pucuk utama dan pucuk lateral hanya terdiri atas 3 kuntum bunga untuk tanaman Dahlia yang besar.
  2. Pembentukan Bedengan : Bedengan dibuat dengan lebar 70 cm, tinggi 15 cm dan panjang sesuai dengan kondisi lahan dan jarak antar bedengan 55 cm. Setelah bedengan terbentuk, tanah diolah sedalam 45 cm beberapa kali dengan cangkul. Tambahkan pupuk kandang setebal 15 cm (10-15 ton/ha) dan campur dengan 45 cm tanah bedengan. Haluskan tanah bedengan sampai kedalaman 15 cm. Rapikan kembali bedengan.
6.3. Teknik Penanaman

  1. Pembuatan Lubang Tanam : Lubang tanam dibuat sedalam 20 x 20 x 20 cm pada jarak tanam 65-75 cm.
  2. Cara Penanaman Ubi : Ubi diletakkan mendatar di dasar lubang dan tutup dengan tanah setebal 5 cm. Dari tunas yang tumbuh hanya satu atau dua yang dibiarkan tetap tumbuh.
6.4. Pemeliharaan Tanaman

  1. Penjarangan dan Penyulaman : Untuk mendapatkan pertumbuhan yang seragam dapat dilakukan sampai tanaman berumur 3 minggu. Biasanya bibit tidak tumbuh sempurna jika pengairan terlambat dilakukan terutama jika udara panas. Penjarangan bunga perlu dilakukan terutama jika jumlah bunga dalam satu tangkai terlalu banyak supaya diameter bunga mencapai maksimum. Pada dahlia kaktus (putih) hanya satu bunga yang dibiarkan hidup pada satu tangkai, sedangkan pada dahlia semi kaktus dapat 5 - 6 bunga.
  2. Penyiangan : Dilakukan sesuai dengan pertumbuhan gulma dan pada saat pemupukan serta pembumbunan. Pencegahan tumbuhnya gulma dapat dilakukan dengan menghamparkan mulsa organik di antara tanaman. Ketika tanaman mencapai 1 m, tanaman dibumbun dan disangga dengan 2 batang bambu agar tidak rebah.
  3. Pemupukan : ilakukan setiap 10 hari dengan urea, SP-36 dan KCl masing-masing 2 gram atau NPK sebanyak 5 gram. Pemberian pertama 10 hari setelah pindah tanam. Pupuk diberikan di dalam larikan sejauh 15 cm dari pangkal batang. Tutup pupuk dengan tanah.
  4. Pengairan dan penyiraman : Dilakukan sesuai pertumbuhan tanaman. Di awal pertumbuhannya, tanah di sekitar pangkal batang sampai titik terluar tajuk jangan sampai mengering. Pada saat itu, jika perlu tanaman disiram 2-3 kali sehari tergantung dari keadaan cuaca. Setelah itu penyiraman dapat dilakukan setiap 5 hari. Penyiraman juga perlu dilakukan setelah pemberian pupuk.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama

  1. Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.)
    • Gejala: ulat menyerang tanaman ubi dan batang. Ulat memotong titik tumbuh atau pangkal batang tanaman sehingga tangkai daun atau batang rebah dan layu terutama di siang hari.
    • Pengendalian: dilakukan dengan membunuh ulat bersamaan dengan pembubunan dan penyiangan gulma, pemberian furadan walau tidak selalu efektif dan penyemprotan insektisida Indofuran 3G atau Hostathion.
7.2. Penyakit

  1. Embun tepung/Powdery mildew
    • Penyebab: jamur Oidium tingitanium Sphaetotheca mascularis atau Uncinula necator).
    • Gejala: bagian yang terserang, terutama daun, tertutup lapisan putih tipis seperti tepung, daun akan mengering dan gugur.
    • Pengendalian: fungisida Benlate atau Rubigan 120 EC. Serangan terjadi pada masa perpindahan musim dari hujan ke kemarau.
  2. Virus
    • Penyebab: jenis virus CMV, TSV, TSWV dan DMV.
    • Gejala: pertumbuhan tanaman abnormal sehingga tanaman kerdil.
    • Pengendalian: mengendalikan perkembangan vektor serangga seperti aphid atau trips, merendam benih dalam air panas, menghancurkan tanaman terinfeksi dan menyemprotkan insektisida. Metode yang lebih baik untuk mengeliminasi virus adalah menggunakan bibit dari kultur jaringan dan mendeteksi keberadaan virus dengan test ELISA.
8. PANEN
Panen tanaman dahlia dapat berupa bunga dan ubi Ubi yang dijadikan bahan pemanis diambil dari dahlia besar, dahlia kaktus atau semi kaktus.
8.1. Ciri dan Umur Panen

  1. Bunga: tiga bulan setelah tanam, bunga pertama dapat dipetik 2 kali seminggu sampai 4 bulan kemudian. Bunga yang siap dipetik telah mekar penuh dengan diameter 10 cm.
  2. Ubi: ubi dipanen pada waktu tanaman berumur 7 bulan setelah tanam.
8.2. Cara Panen

  1. Bunga: bunga dahlia kaktus (ungu muda) dipetik dengan cara memotong tangkai bunga sepanjang 20 cm dari dasar bunga. Bunga dahlia semi kaktus dipanen dengan cara memotong tangkai bunga sepanjang 50 cm dari dasar bunga.
  2. Ubi: seluruh tanaman dibiarkan tumbuh beberapa hara supaya sisa-sisa makanan di dalam batang utama dapat diserap oleh umbi. Batang dipotong sampai ketinggian 10 cm dari pangkal batang, tanah di sekitar batang digali dan ubi diangkat bersama-sama dengan batangnya.
8.3. Prakiraan Produksi

  1. Bunga: untuk areal tanam 1 tumbak (14 m 2 ), dihasilkan bunga sebanyak 1500 kuntum setiap minggu selama 4 bulan panen.
  2. Ubi: besar ubi dan produksi ubi per batang tergantung dari jenis dahlia. Dahlia kaktus menghasilkan ubi yang besar dan dapat mencapai 2 kg/tanaman. Dalam 10 tumbak (140 m 2 ) dihasilkan 400 kg ubi.
9. PASCAPANEN

  1. Bunga : Setiap 50 tangkai diikat dan dibungkus daun pisang, biasanya bunga langsung dijual ke pasar bunga (konsumen).
  2. Ubi : Untuk mendapatkan gula fruktosa dari ubi dahlia dilakukan perlakuan sebagai berikut:
    1. Ubi dicuci bersih, dikupas dan dipotong-potong setebal 1 cm.
    2. Potongan ubi digodog dengan air selama 20 menit.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya dahlia didasarkan pada luas lahan 30 tumbak (420 m2) pada tahun 1999 di Lembang, Jawa Barat.

  1. Biaya produksi :
    1. Sewa lahan 420 m2 untuk 1 musim tanam Rp. 100.000,-
    2. Bibit: 2000 @ Rp. 1.000,- Rp. 2.000.000,-
    3. Pupuk
      • Pupuk kandang Rp. 45.000,-
      • Pupuk buatan Rp. 525.000,-
    4. Pestisida Rp. 750.000,-
    5. Alat (polibag, sekam dll) Rp. 2.750.000,-
    6. Tenaga kerja Rp. 2.625.000,-
    7. Lain-lain Rp. 500.000,-
    • Jumlah biaya produksi Rp. 9.295.000,-
  1. Pendapatan: 25.000 kuntum x 16 minggu @ Rp.35,- Rp. 14.000.000,-
  2. Keuntungan Rp. 4.705.000,-
  3. Parameter kelayakan usaha : 1. rasio output/input = 1,506
Harga dahlia mini di dalam polibag antara Rp. 600,- sampai Rp. 1.000,- dan dahlia besar di dalam polibag antara Rp.1.000,- sampai Rp.1.500,-. Tanaman dijual di kebun dan selalu habis sebelum bunganya mekar. Dengan biaya produksi termasuk buruh sekitar Rp. 350,- sampai Rp. 400,- per polibag, penjualan dahlia sebagai tanaman pot atau tanaman di luar rumah akan menguntungkan.
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Dahlia adalah tanaman hias yang sangat digemari di manca negara tetapi di Indonesia belum terlalu populer. Berbagai festival Dahlia sering dilaksanakan di Inggris, Amerika atau India. Masa depan bunga ini di Indonesia akan lebih baik seiring dengan minat masyarakat untuk menjadikan bunga sebagai salah satu kebutuhan. Sebenarnya, potensi dahlia yang sangat menjanjikan adalah tingginya kandungan inulin di dalam ubi. Inulin ini dapat diubah menjadi gula fruktosa. Saat ini Indonesia masih mengimpor gula fruktosa. Agribisnis bunga dahlia dengan tujuan menjadikannya sebagai tanaman penghasil inulin atau gula akan menghadapi masa yang cerah. Harga inulin, harga sirup fruktosa Rp. 3.100,-/kg (1990). 

11. STANDAR PRODUKSI
11.1. Ruang Lingkup
Standar produksi meliputi: klasifikasi dan standar mutu, cara pengambilan contoh dan pengemasan.
11.2. Deskripsi : …
11.3. Klasifikasi dan Standar Mutu : Mutu dan pengepakan bunga untuk ekspor ke pasaran Internasional sangat ditentukan oleh negara pengimpor.
11.4. Pengambilan Contoh
Dari satu partai atau lot bunga dahlia yang terdiri atas maksimum 1.000 kemasan, contoh diambil secara acak sejumlah seperti tersebut dalam data di atas:

  1. Contoh yang diambil semua, jumlah kemasan bunga dalam partai 1–5.
  2. Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 5, jumlah kemasan bunga dalam partai 6–100.
  3. Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 7, jumlah kemasan bunga dalam partai 101–300.
  4. Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 9, jumlah kemasan bunga dalam partai 301–500.
  5. Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 10, jumlah kemasan bunga dalam partai 501–1001.
Dari setiap kemasan contoh yang dipilih secara acak diambil sekurang-kurangnya tiga tangkai bunga. Untuk kemasan contoh dengan isi kurang dari tiga tangkai, diambil satu tangkai. Dari sejumlah tangkai yang terkumpul kemudian diambil secara acak contoh yang berjumlah sekurang-kurang lima tangkai diuji. Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat, yaitu orang yang telah dilatih terlebih dahulu dan diberi wewenang untuk melakukan hal tersebut.
11.5. Pengemasan

  1. Pangkal tangkai bunga dahlia potongan dimasukan ke dalam tube berisi cairan pengawet/dibungkus dengan kapas kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik berisi cairan pengawet lalu dikemas dalam kotak karton/kemasan lain yang sesuai.
  2. Satu ikatan terdiri dari 20 tangkai bunga dan dibungkus dengan pembungkus dari kertas khusus Sleeves. Kuntum tidak tertutup seludang, pangkal bunga diberi kapas basah.
  3. Pengepakan dilakukan dalam kotak kardus dengan kapasitas 10 ikatan. Pada bagian luar kemasan diberi tulisan:
    1. Nama barang.
    2. Jenis mutu.
    3. Nama atau kode produsen/eksportir.
    4. Jumlah isi.
    5. Negara tujuan.
  4. Pengangkutan dilakukan dengan alat angkut bersuhu udara 7-8 derajat C dengan kelembaban udara 60-65 %.
12. DAFTAR PUSTAKA

  1. Bailey, L. H. 1937. The Standard Cyclopedia of Horticulture. Macmillan Company. New York.
  2. Fisher, A. A. Virus Infection in Dahlia-Part II. Indian Dahlia Annual 1998:57-60
  3. Lutony, T.L. 1993. Tanaman Sumber Pemanis. Penebar Swadaya. Jakarta
  4. Molzer, V. 1986. Flore des Jardins. GRÜND. Paris
  5. Vinayananda, S. 1998. Flowerbad Dahlias. Indian Dahlia Annual 1998:22-24
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS


Entri Populer

Kartun

 
© Copyright 2012 : Media Belajarku
Template by : Blogger Templates | ZonaBlogger.com | Didukung Oleh : Blogger.com