Ads 468 x 60

Showing posts with label Lapangan. Show all posts
Showing posts with label Lapangan. Show all posts

12/09/2012

12/09/2012

PERATURAN PERMAINAN KASTI



Aturan 1
LAPANGAN

Ukuran yang terbesar adalah 30×60 meter ditambah dengan ruang pemukul dan ruang bebas ukurannya menjadi 30×65 meter. Ukuran yang terkecil adalah 30×45 meter, ditambah dengan ruang pemukul dan ruang bebas menjadi 30×50 meter. Ukuran yang besar untuk anak anak besar sedangkan ukuran yang kecil untuk anak kecil atau anak perempuan.
Semua garis (batas) dinyatakan dengan kapur, mempergunakan pita, bilah atau tali diperbolehkan. Semua garis juga dapat dibuat dengan cara menggali tanah, asal tidak terlalu dalam dan lebarnya tidak lebih dari 3 cm.
Pada keempat sudut lapangan dan pertengahan garis samping dipancangkan bendera. Tiang-tiang bendera sekurang-kurangnya 1,5 m dari tanahnya. Dalam pertandingan, di luar garis (batas) harus ada tanah kosong, yang lebarnya sekurang-kurangnya 5 atau 10 m dari dari batas.

Aturan 2
RUANG PEMUKUL

Ukuran ruang pemukul 5×5 meter.
Garis muka dari ruang pemukul disebut dengan garis pemukul. Ruang pemukul dibagi atas 3 bujur sangkar oleh dua garis yang panjangnya 5m. Di dalam bujur sangkar yang tengah, pemukul, yaitu orang yang memukul bola, boleh berdiri dimana saja.
Pelambung, yaitu orang yang melambungkan bola, berdiri di dalam petak yang ukurannya 1x1m. Petak pelambung letaknya di sudut kanan sebelah dalam ruang pelambung. Di sudut kiri kiri ruang pemukul juga dibuat petak pelambung untuk persediaan, apabila ada pemukul yang kidal. Dengan demikian ruang pemukul ditukar dengan ruang pelambung

Aturan 3
RUANG BEBAS

Ukuran ruang bebas 15x5m

Aturan 4
TIANG PERTOLONGAN

Tiang pertolongan berdiri di dalam lingkaran dengan jari-jari 1 m. Jauh tiang pertolongan 5 m dari garis pemukul dan 5 m dari garis samping kiri.

Aturan 5
TIANG BEBAS

Disebelah belakang lapangan terdapat 2 buah tiang bebas. Masing-masing jaraknya 10 m dari garis samping. Kedua tiang berdiri di dalam lingkaran yang berjari-jari 1 m, dari garis batas belakang jaraknya 5 m. Tiang pertolongan dan tiang bebas terbuat dari besi, kayu atau bambu. Harus kokoh terpancang di dalam tanah dan dapat menahan tarikan pelari.
Tingginy sekurang-kurangnya 1,5 m dari tanah dan harus dengan mudah dapat dibedakan dengan tiang-tiang bendera di garis batas.
Tiang pertolongan dan tiang bebas boleh juga dipasangi bendera, tetapi warnanya harus berlainan dengan warna bendera pada garis batas dan panjangnya tidak boleh lebih dari 0,5 m. Bagian atas dari tiang itu hendaknya dibuat jangan sampai dapat melukai pemain.

Aturan 6
KAYU PEMUKUL
Kayu pemukul terbuat dari kayu, sekurang-kurangnya 50 cm sepanjang-panjangnya 60 cm. Penampangnya jarang (Oval), lebarnya tidak lebih dari 5 cm dan tebalnya 3,5 cm. Pegangan panjangnya 15 sd 20 cm, tebalnya 3 cm, boleh dibalut.
Kayu pemukul dapat pula bulat jujur (Jawa:gilig), tebal 3,5 sd 4 cm, tetapi ukuran pegangan harus sama dengan yang tersebut di atas. Kayu pemukul tidak boleh diberati dengan logam atau barang lain.
Tiap rombongan pemain boleh mempergunakan kayu pemukul masing-masing, asal menurut pendapat wasit memenuhi syarat tersebut di atas.

Aturan 7
BOLA

Bola yang digunakan untuk bermain kasti adalah bola kasti, terbuat dari karet atau kulit, kelilingnya 19 sd 21 cm, beratnya 70 sd 80 gram. Bola yang terlalu tinggi lambungnya seperti bola tenis tidak baik untuk bermain kasti. Yang paling baik adalah yang tidak terlalu kenyal dan tidak terlalu keras.

Aturan 8
LAMA PERMAINAN

Lama permainan kasti sekurang-kurangnya 2×20 menit dan selama-lamanya 2×30 menit tidak terermasuk waktu istirahat yang lamanya 10 menit.

Aturan 9
PARTY-PARTY

Tiap party terdiri atas 12 orang pemain diantaranya ada seorang yang menjadi pemimpin. Semua pemain oleh pimpinannya diberi nomor yang tampak dengan jelas. Sebelum pertandingan dilmulai pemimpin menyerahkan daftar nama pemain dengan nomor urutnya kepada wasit. Pemain memukul bola sesuai dengan nomor urutnya. Selama pertandingan urutan nomor tidak boleh diubah.
Wasit boleh mengijinkan seorang pemain diganti oleh seorang pengganti. Wasit juga menentukan waktu penggantian itu.

Aturan 10
WASIT

Wasit memimpin pertandingan. Ia harus memegang teguh aturan bermain dan menjaga supaya aturan diikuti oleh pemain dengan seksama. Petunjuk dan keputusan wasit pasti dan dan harus ditaati.
Nilai dicatat oleh seorang penulis, ditolong oleh seorang di bawah pengawasan wasit. Peniulis dengan pembantunya berdiri di luar lapangan, kira kira dekat dengan ruang pemukul dengan ruang bebas. Wasit dibantu oleh 3 penjaga gariis (samping kiri, kanan dan belakang). Penjaga garis boleh memberitahukan pelanggaran yang dilakukan oleh pemain. Apabila ragu-ragu, wasit boleh meminta keterangan kepada penjaga garis, namun wasit tidak harus menurut petunjuknya.
Bilaperlu, apabila ada pemain yang terkena lemparan atau keluar batas, penjaga garis harus memberi tanda dengan melambailambaikan benderanya ke bawah.
Wasit harus mempunyai sebuah peluit yang dapat dengan jelas terdengar keseluruh lapangan.
Peluit dibunyikan dengan ketentuan:
a. Satu tiupan panjang: Apabila bertukar tidak bebas
b. Dua tiupan pendek: bila pukulan salah
1. bila pukulan salah
2. biala pukulan luncas
c. Dua tiupan panjang:
1. bila bertukar bebas
2. bila bola hilang
3. bila wasit akan menghentikan permainan karena suatu hal.
d. Tiga tiupan panjang:
1. bila permainan akan dimulai (permulaan setelah istirahat, setelah tukar).
2. bila permainan selesai.

Aturan 11
TEMPAT PERMAINAN

Sebelum pertandingan dimulai, diadakan undian, atas pemimpin ke dua party. Melakukan SOET di bawah pengawasan wasit. Yang menang menjadi party pemukul, yang kalah menjadi party lapangan.

Aturan 12
PARTY PEMUKUL

Party pemukul berkumpul di dalam ruang bebas. Setelah dipanggil oleh penulis “no 1” mengambil tempat di dalam bujur sangkar tengah (dalam ruang pemukul) bersedia untuk memukul.

Aturan 13
PARTY LAPANGAN

Pemain dari party lapangan bersiap pada tempatnya masing-masing yang ditunjuk oleh pemimpinnya. Mereka boleh berdiri dimana saja diluar atau di dalam lapangan, asal memperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Tidak boleh berdiri di dalam ruang bebas
b. Tidak boleh ada pemain lain di dalam ruang pemukul, kecuali pemukul, pelambung dan pembantunya.
c. Jalan lurus dari ruang pemukul ke tiang pertolongan tidak boleh ada rintangan.

Aturan 14.
PELAMBUNG

Seorang dari party lapangan menjadi pelambung. Ia berdiri di dalam petaknya. Selama pertandingan pelambung boleh ditukar dengan pemain lain oleh pemimpin, tetapi pada waktu bola tidak dalam permainan.

Aturan 15
PEMBANTU

Pembantu pelambung menempatkan diri di belakang pemukul, jaraknya sekurang-kurangnya 2 langkah (sekitar 1,5 m).

Aturan 16
MELAMBUNG

Pelambung melambungkan bola dengan cara mengayunkan tangan dari bawah ke muka pemukul. Ia harus berdiri di dalam petaknya dengan ke dua belah kakinya menginjak tanah. Waktu melambungkan bola, ia tidak boleh membuat gerakan “pura-pura”. Apabila hal ini terjadi, walaupun sudh berulang-ulang diperingatkan oleh wasit, maka wasit berhak memerintahkan pemimpin party lapangan untuk mengganti pelambung dengan pemain lain. Pemukul boleh lari dengan bebas sampai kembali ke ruang bebas dan mendapat nilai lari satu.

Aturan 17
LAMBUNGAN BETUL

Bola betul dilambungkan:
1. Bila bola seolah –olah akan mengenai pemukul atau dekat sekali dengan pemukul tidak lebih tinggi dari kepala dan tidak lebih rendah dari lutut.
2. Bila bola melambung di tempat yang ditunjukkan oleh pemukul.
Peringatan: Bila tempat ditunjukkkan oleh pemukul, pelambung memenuhinya. Bila tempat tidak ditunjukkan oleh pemukul, bola yang memenuhi syarat lambungan, harus dipukul. Pemukul tidak boleh meminta lambungan bola di luar (melewati garis pemukul) ruang pemukul.

Aturan 18
LAMBUNGAN SALAH

Bola salah dilambungkan apabila tidak memenuhi syarat-syarat aturan 17

Aturan 19
MENOLAK BOLA

Bola yang betul dilambungkan harus dipukul. Bola yang salah dilambungkan tidak perlu dipukul, namun apabila dipukul hal itu termasuk satu pukulan. Apabila pelambung tiga kali berturut-turut, menurut pendapat wasit, selalu salah melambungkannya, pemukul boleh bebas lari ke tiang bebas dengan bebas, dan ia dipandang sebagai pemukul yang betul pukulannya.

Aturan 20
BOLA YANG DITOLAK

Apabila wasit berpendapat bahwa penolakan bola oleh si pemukul tidak mestinya, maka ia berseru “betul”. Hal ini dipandang sebagai kejadian pada “pukulan luncas”. Pemukul harus lari ke tiang pertolongan, tetapi tidak boleh dilempar.

Aturan 21
BANYAK PUKULAN

Tiap-tiap pemain party pemukul hanya berhak atas “SATU” pukulan saja. Pembebas adalah pemain dari party yang mendapat giliran memukul bola pada saat kawan-kawannya semua sedang berdiridi dalam lingkaran tiang pertolongan atau tiang bebas, mempunyai hak atas “TIGA” pukulan.

Aturan 22
GILIRAN MEMUKUL

Pemain-pemain mendapat giliran memukul menurut urutan nomor yang ada dir uang bebas (lihat aturan 9). Pengganti mendapat nomor pemain yang digantinya. Sesudah bertukar, party lapangan menjadi party pemukul, yang mulai memukul adalah pemain yang nomornya mengikuti nomor pemain pemain yang memukul terakhir ketika akan ada pertukaran. Sehabis istirahat, yang menjadi party pemukul adalah party lapangan pada permulaan pertandingan. Giliran memukul dimulai dari no 1 yang pada waktu akan berganti, menjadi party pemukul nomor urut berlaku terus.

Aturan 23.
TEMPAT SI PEMUKUL

Pemukul berdiri di dalam bujur sangkar tengah di ruang pemukul, pada tempat yang disukainya. Ia tidak boleh berdiri di atas salah satu garis batas atau di luarnya, sebelum kayu pemukul mengenai bola. Pelanggran dipandang sebagai “pukulan salah”

Aturan 24
PUKULAN BETUL

Pukulan disebut betul, apabila bola dipukul, melampaui garis-garis pemukul, dan tidak melewati garis samping sebelum bendera tengah, dengan tidak lebih dahulu mengenai tanah, pemain atau tiang pertolongan.

Aturan 25
PUKULAN SALAH

Pukulan salah apabila:
a. Bila bola jatuh di atas atau di belakang garis pemukul (atau sambungannya).
b. Apabila bola terpukul dengan tangan
c. Apabila bola setelah dipukul jatuh mengenai pemukul sendiri, mengenai pelambung atau pembantunya, sedang mereka ada di dalam ruang pemukul.
d. Apabila bola melambung melewati garis samping sebelum bendera tengah, dengan tidak mengenai tanah pemain atau tiang pertolongan lebih dahulu.
e. Apabila bola jatuh atau berguling-guling di dalam ruang bebas, meskipun akhirnya masuk juga ke dalam lapangan.

Aturan 26
PUKULAN LUNCAS

Pukulan disebut luncas apabila dalam usaha memukul, kayu pemukul tidak mengenai bola.

Aturan 27
KAYU PEMUKUL KELUAR

Sehabis memukul, kayu pemukul harus diletakkan di dalam bujur sangkar si pemukul. Kalau kayu pemukul terjatuh keluar batas, ataupun sebagian saja keluar, pemukul tidak berhak mendapat nilai, kecuali kalau ia sebelum menyentuh tiang pertolongan sempat dan dapat membetulkan kayu pemukul sebagaimana mestinya. Sesudah menyentuh tiang pertolongan boleh juga ia kembali “membetulkan” kayu pemukul tetapi ia harus langsung lari ke tiang bebas. Untuk sesuatu pukulan betul,walaupun kayu pemukul keluar, pemain lainnya boleh melanjutkan perjalanannya.

Aturan 28
MUALI PERMAINAN

Pada tiap-tiap permulaan permainan, sehabis bertukar tempat dan sehabis istirahat, pemain dari party pemukul tidak boleh masuk ke dalam ruang pemukul sebelum dipanggil oleh penulis. Pelanggaran hal ini dihukum dengan bertukar bebas.

Aturan 29
LARI

Tiap-tiap pemukul setelah pukulan betul, pukulan salah, atau luncas disebut “pelari”

Aturan 30.
LARI SESUDAH PUKULAN BETUL

Sesudah pukulan betul,pemukul harus lari keruang pertolongan atau langsung ke salah satu dari tiang bebas, dan dari tiang bebas, kalau menurut kiranya mungkin, yaitu tidak akan kena dilempar, boleh terus kembali ke ruang bebas. Kalau seorang pelari berdiri dekat dengan tiang pertolongan dan pada saat itu bola sudah ada dalam tangan si pelambung dan pelambung sudah siap di dalam petak, maka si pelari harus segera menyentuh tiang pertolongan.
Dalam usaha lari, tiang pertolongan tidak perlu disentuh, boleh dilalui saja, tetapi sah satu tiang bebas harus disentuh.
Pelari tidak boleh dilempar kalau ia telah menyentuh tiang pertolongan, tiang bebas atau bendera pada tiang itu.
Jadi. meskipun sudah masuk ke dalam lingkaran tiang-tiang tersebut kalau belum menyentuh tiangnya atau benderanya , masih boleh dilempar juga
Jika pelari keluar dari lingkaran tiang pertolongan, waktu bola dalam permainan, maka ia harus lari setidak-tidaknya sampai ke tiang bebas.
Jika keluar dari lingkaran tiang bebas, harus lari kembali ke ruang bebas.
Dalam perjalanan dari ruang pemukul ke tiang bebas, pelari boleh mempergunakan tiang pertolongan sebagai tempat yang bebes dari lemparan. Tetapi pada bagian ke dua dari larinya tiang pertolongan bukan tempat bebas lagi.
Selama ia belum menyentuh tiang bebas, ia berlindung diri ke tiang pertolongan.
Lari dari tiang bebas ke tiang bebas lainnya tidak boleh, kalau hal ini terjadi pelari harus terus ke ruang bebas.

Aturan 31
LARI SESUDAH PUKULAN SALAH ATAU LUNCAS

Kalau pukulan salah atau luncas, yang boleh lari hanya pemukul sendiri, tetapi tidak boleh lebih jauh dari tiang pertolongan, kecuali kalau bola oleh party lapangan dimainkan dengan maksud untuk melempar pelari itu. Ia tidak mendapat nilai untuk larinya. KAaau bola dimainkan, maka semua pelari pada tiang pertolongan dan tiang bebas boleh meneruskan perjalanannya.

Aturan 32
MELANJUTKAN LARI

Pelari pada tiang pertolongan atau tiang bebas boleh melanjutkan lari kalau bola sudah dalam permainan. Pada saat bola terlepas dari tangan pelambung, untuk dipukul, seorangpun tidak boleh lari, kalau belum pasti bahwa pukulan itu betul.

Aturan 33
MENDAPAT NIAI

Pemain dari party pemukul mendapat nilai dua kalau pukulannya sendiri betul dan ia dapat lari dari ruang pemukul ke salah saru tiang bebas, langsung kembali ke ruang bebeas dengan selamat, artinya tidak melakukan pelanggaran atau tidak terganggu karena pertukaran tempat.
Kalau perjalanan dilakukan dalam 2 atau 3 bagian dengan selamat, pelari mendapat nilai 1. Untuk satu “bola tangan” yaitu bola yang ditangkap, party lapangan mendapat nilai 1. bila pada akhir pertandingannilai ke dua party sama maka yang menang adalah party party yang terbanyak mendapat nilai untuk lari.

Aturan 34
DILARANG LARI

Pada saat bola mati tidak boleh lagi memulai lari.

Aturan 35
KELUAR BATAS

Pemain-pemain party pemukul dilarang keluar dari batas, ruang bebas dan ruang pemukul. Pelari yang akan masuk ke dalam ruang bebas boleh melalui ruang pemukul. Pemain dianggap telah masuk ke ruang bebas apabila kedua kakinya telah menginjak ruang bebas.
Pemain dianggap keluar dari batas apabila sebagian badannya menganai tanah di luar batas. Pemain dari party lapangan yang ada di luar batas, bila ada peluit “bertukar bebas” harus segera mungkin lari ketiang bebas, atau ke tiang pertolongan, atau ke ruang bebas, menurut keadaannya.
Pelanggaran-pelanggaran hal tersebut dihukum dengan bertukar bebas.

Aturan 36
MENGHALANG_HALANGI

Jika seorang pelari, dirintangi perjalanannya dengan sengaja oleh pemain dari party lapangan, maka pelari itu boleh meneruskan pejalanan tanpa melalui pemberhentian yang berikutnya (tiang pertolongan, tiang bebas, ruang bebas). Jika karena rintangan itu ia sampai kena lempar, maka lemparan itu tidak sah. Sebaliknya, pelari untuk menukarkan usaha melempar dilarang mendesak pemain yang akan melemparnya. Pelanggaran hal ini dihukum dengan bertukar bebas.

Aturan 37.
BOLA MATI

Bola disebut mati:
a. Kalau bola ditangan pelambung yang sudah siap dalam petaknya.
b. Kalau pukulan salah kecuali kalau ia dipermainkan oleh party lapangan.
c. Kalau pukulan luncas, kecuali kalau ia dimainkan oleh partuy lapangan.
d. Kalau bola hilang terhitung dari saat waktu wasit membunyikan tanda “bola hilang” (dua tiupan panjang).
e. Kalau bertukar tempat bebas.

Aturan 38
BOLA DALAM PERMAINAN

Bola dalam permainan
a. sehabis pukulan betul.
b. Kalau sesudah luncas, atau salah, ia lalu dimainkan oleh party lapangan.
c. Kalau sesudah tanda “bola hilang” bola sudah terdapat lagi dan sudah ada di dalam lapangan.

Aturan 39
BOLA HILANG

Bola hilang kalau ia tidak dapat diambil oleh paty lapangan dengan cara biasa. Dalam hal ini termasuk juga kalau bola terjatuh di belakang penonton, sehingga ia tidak dapat diambil dalam waktu yang sepatutnya. Penentuan hal ini diserahkan kepada kebijaksanaan wasit. Ia membunyikan peluit tanda ”bola hilang” pada saat sekiranya bola tersebut sudah dapat diambil kembali, kalau tidak terhalang. Sebelum ada tanda ”bola hilang” pemain dari party pemukul boleh melanjutkan lari. Tetapi setelah tanda ”bola hilang” dibunyikan hanya boleh lari ke tempat pemberhentian.

Aturan 40
MELEMPAR

Lemparan dipandang syah apabila lemparan itu dengan langsung mengenai pemain dari party pemukul. Bola, yang sebelum mengenai pemain dari party pemukul,lebih dahulu mengenai tanah, tiang, tidak syah. Memukul dengan bola terpegang tidak boleh. Melempar bola dilakukan dari segala tempat, dari luar atau dari dalam lapangan, kecuali dari ruang bebas. Lemparan boleh mengenai seluruh tubuh, kecuali lemparan yang mengenai kepala, dipandang tidak syah (kecuali kalau disengaja lemparan diterima dengan kepala). Mengenai sebagian pakaian pun dianggap syah, asal bukan pakaian yang ada di kepala. Jika wasit ragu-ragu akan menetapkan kena atau tidaknya suatu lemparan, maka ia boleh minta keterangan kepada penjaga garis.

Aturan 41
BERTUKAR TEMPAT TIDAK BEBAS

Kalau seorang dari party pemukul kena lempar, maka mulai dari saat itu juga party lapangan menjadi party pemukul, dan party pemukul menjadi party lapangan. Party lapangan baru ini hendaklah dengan secepat-cepatnya mencoba melempar seseorang lawannya, yaitu party pemukul baru, hendaklah sedapat mungkin lekas lari memperlindungkan dirinya kedalam ruang bebas, pada tiang pertolongan atau tiang bebas.

Aturan 42
PELARIAN

Selama belum ada peluit akan mulai bermain lagi, semua pelarian yang terlindung pada tiang pertolongan atau tiang bebas boleh langsung kembali ke dalam ruang bebas. Jika sudah ada peluit akan bermain lagi, mereka harus ada dalam lingkaran tiang pertolongan atau lingkaran tiang bebas. Jika bola sudah ada dalam permainan, barulah mereka boleh melanjutkan perjalanannya pula. Untuk lari itu mereka tidak menerima nilai sebab mereka tidak memukul bola.

Aturan 43
MENGENAI BOLA

Pertukaran tidak bebas juga berlaku kalau pemain dari regu pukulan memegang bola ditempat mana saja. Ini tidak berlaku bagi bola yang dilemparkan oleh pelempar kepada pemukul. Kalau si pemukul memegang bola, kalau waktu akan memukul, maka ini termasuk pukulan salah. Ini tidak erlaku kalau bola dilemparkan atau digulingkan kepada pemain. Tetapi jika memegang bola itu menurut pendapat wasit dilakukan supaya pemukul dapat dengan bebas lari ke tiang pertolongan, hal ini harus dihukum dengan ”bertukar tempat dengan bebas”.
Bila bola dilambungkan atau digulingkan kepada seseorang pemain dari party pemukul, yang bukan pelari, tidak terjadi apa-apa.

Aturan 44
MENINGGALKAN RUANG BEBAS

Keluar dari ruang bebas bukan pada waktunya dengan maksud akan turut bermain, karena sudah ada harapan akan terjadi ”bertukar tidak bebas” dihukum dengan ”bertukar bebas”.

Aturan 45
MENGINJAK RUANG BEBAS

Tidak diperkenankan pemain dari party lapangan amsuk ke dalam ruang bebas, sebelum lemparan terjadi, lemparan mana dinyatakan oleh peluit wasit dan hukumannya ialah lemparan itu dianggap tidak sah.

Aturan 46
PERTUKARAN BEBAS TERJADI

a. sesudah 5 bola tangkap berturut-turut dengan tidak ada pertukaran
b. kalau sesudah pukulan penghabisan dari pembebas, ruang bebas dapat di ”bakar” atau kalau pukulan yang terakhir ini salah.
c. Kalau pelari pada saat masuk ke dalam ruang bebas melalui garis belakang ruang bebas.
d. Kalau pemain dari party pemukul keluar dari ruang bebas tidak untuk memukul.
e. Kalau pemukul dari party pemukul keluar dari batas lapangan.
f. Kalau kayu pemukul pada saat dipukulkan terlepas dari tangan pemukul.

Aturan 47
BOLA TANGKAP

Tiap bola yang terpukul yang dapat ditangkap, sebelum mengenai tanah, dihitung sebagai bola tangkap, dan dihitung pula satu angka.

Aturan 48
PEMBEBASAN

Pemain dari party pemukul yang tiba gilrannya untuk memukul sedangkan semua pemain dari regunya masih berdiri pada tiang pertolongan atau tiang bebas dinamakan pembebasan.
Pembebasan berhak tiga pukulan. Hak ini ada selama ia jadi pembebas. Jadi sesudah salah seorang dari partynya masuk, ia bukan pembebas lagi, hanya menjadi pemain biasa kembali. Kalau seseorang masuk setelah pukulan pertama atau ke dua, maka ia masih boleh memukul sekali lagi.
Setelah itu pembebas harus berlari. Pembebas boleh berlari pada pukulan yang pertamatau ke dua, tetapi hak memukul lagi jadi hilang. Berlari itu dianggap sudah dimulai, sesudah garis pemukul dilewati dengan sebelah atau dengan kedua belah kaki.

Aturan 49
MEMBAKAR

Setelah pukulan penghabisan dari pembebas tiap pemain dari party lapangan berhak membakar. Yang disebut membakar adalah berdiri dengan kaki dua di dalam ruang bebas dengan membanting bola.

Aturan 50
MEMPERLAMBAT PERMAINAN DENGAN SENGAJA

Memperlambat permainan dengan sengaja dilarang. Wasit memperingatkan pemimpin party yang bersangkutan.Kalau hal ini diulangi lagi, wasit berhak menjatuhkan hukuman sebagai berikut:
a. kalau party pemukul ynag menjalankan, hukumannya pertukaran bebas
b. kalau party lapangan yang menjalankan, angka pemain yang ada pada tiang pertolongan boleh berjalan dengan bebas ke tiang bebas dan pemain pada tiang bebas boleh masuk dengan bebas ke ruang bebas. Kalau tidak ada pemain pada tiang, party pemukul mendapat tambahan nilai 1.

PERATURAN PERTANDINGAN KASTI
DALAM PON KE-II.

Lapangan Kasti yang dimodifikasi

Lapangan Kasti yang dimodifikasi



Permainan kasti merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sangat populer di Indonesia jauh sebelum zaman penjajahan jepang. Bahkan pada zaman Belanda juga sudah dikenal masyarakat. Pada waktu itu permainan kasti sering dipertandingkan dalam kejuaraan antar sekolah, sehingga permainan ini sangat dikenal dan diajarkan di sekolah-sekolah menengah dan bahkan di masyarakat. Pada acara nasional permainan ini pernah dipertandingkan, tetapi belakangan ini mulai kurang dikenal dan terpingirkan.
Apabila kita perhatikan dari sifat permainan, dalam permainan kasti ini ada yang berpendapat agak negatif, salah satunya yaitu akan menjadikan anak dendam terhadap temannya. Ini mungkin saja terjadi bila disekolah itu guru hanya memberikan permainan kasti tanpa mempertimbangkan aspek pendidikan jasmani, sehingga guru tidak melaksanakan pendidikan jasmani melalui kasti.

Lapangan Kasti Dua Tiang Hinggap
Lapangan permainan kasti berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran luasnya adalah lebih kurang panjang 60 meter dan lebar 30 meter(tidak mutlak). Lima meter dari panjang lapangan dipergunakan untuk ruangan tempat penjaga belakang, tempat pemukul, tempat pelambung, dan tempat pemain pemukul. Lapangan dilengkapi dengan tiang penyelamat yang diletakkan dengan jarak 5 meter dari garis pemukul dan 5 meter dari garis samping. Sedangkan tiang hinggap ada dua buah yang masing-masing diletakan berjarak 10 meter dari tiang lainnya, 10 meter dari garis belakang dan juga 5 meter dari garis samping.

Permainan Kasti Dengan Dua Tiang Hinggap
Permainan ini juga terdiri dari lapangan yang panjangnya hanya 40 meter kali 20 meter, permainan terdiri dari dua regu pelempar dan penjaga. Pelempar pertama memulai permainan dengan melemparkan bola dari dalam ruangan lempar dan berusaha melemparkan bola sejauh mungkin dalam daerah lemparan dan tidak keluar dari lapangan, maka lemparan dianggap betul. Setelah melemparkan bola ia dapat lari ke tiang 2 bila ia sanggup, tetapi dapat pada tiang 1 sebagai penyelamat. Bila ia lari ke tiang 2 sebelum sampai ke tiang tersebut ia dilempar oleh regu penjaga dan tidak kena maka ia boleh kembali masuk ke ruang bebas dan ia memperoleh nilai 2 kalau itu hasil lemparannya sendiri dan nilai 1 bila dengan lemparan temannya. Tetapi bila ia kena maka terjadi penggantian permainan tidak bebas, penjaga lapangan dapat nilai satu bila ia berhasil menangkap bola lemparan dari pelempar. Pemain akan diganti dengan tidak bebas, kalu regu pelempar kena lemparan yang sah oleh salah seorang regu lapangan. Permainan kasti yang juga dimainkan oleh dua regu yang terdiri dari 12 orang setiap regu.

Perlengkapan
Permainan kasti dilengkapi dengan kayu pemukul, bola kasti,  Bendera disiapkan untuk setiap sudut lapangan dan tanda tengah lapangan. Untuk tiang hinggap juga terdiri dari tiang yang diberi bendera yang ditanamkan sedemikian rupa sehingga tidak mudah tercabut sewaktu pelari memegangnya.

Lapangan kasti
Ukuran lapangan adalah empat persegi panjang dan kalau memungkinkan adalah 30 kali 60 meter. Lapangan yang tidak cukup dapat juga dilaksanakan dengan Lapangan kasti sederhana. Pada setiap sudut lapangan diberi bendera termasuk pada tiang hinggapnya. 5 kali 30 meter dari lapangan setengahnya diambil untuk ruang bebas sedangkan selebihnya adalah ruang pukul yang disiapkan 5 kali 15 meter yang dibagi tiga dengan batas bujur sangkar 5 meter ditempatkan pemukul bebas dalam ruangnya, sedangkan pelambung berdiri pada petak 1 kali 1 meter dalam ruangan pada seberang pemukul, ini dapat berubah apabila ada pemukul yang kidal, sedangkan selebihnya adalah lapangan untuk penjaga yang didalamnya ada tiang pertolongan dengan jari-jari 1 meter terletak 5 meter dari garis samping dan garis pemukul. Disamping itu juga ada tiang bebas sebanyak dua buah yang ditempatkan pada jarak 10 meter dari garis samping dan 5 meter dari garis belakang.
Gambar Lapangan Kasti yang dimodifikasi
Ket : gambar lapangan kasti  yang di modifikasi
P1 ( Pelempar)
P2 ( Pemukul )
B1 ( Tiang pertolongan pertama )
B2 ( Daerah bebas  )



Kayu pemukul
Kayu pemukul adalah kayu yang bentuknya bulat telur atau oval yang panjangnya sekitar 50 – 60 cm dengan garis menengah 3,5 – 5 cm. Sedangkan pemegangnya 15 – 20 cm dengan tebalnya 3,5 – 4 cm.

sumber : google.com
Bola
Bola untuk permainan kasti sudah dibuatkan sedemikian rupa yang berisi ijuk atau sabut yang kelilingnya 19 – 21 cm, dan beratnya 70 – 80 gram.

sumber : google.com
Lama permainan
Permainan dilakukan 2 x 20 menit atau 2 x 30 menit (dapat disesuaikan).

Tekhnik dan taktik permainan kasti
Adapun teknik perorangan dalam permainan kasti ini secara umum adalah sama halnya seperti permainan bola bakar, teknik ketrampilan dasar yang perlu dipelajari di antaranya :
a. Teknik jalan dan lari.
b. Teknik melempar.
c. Teknik menangkap.
d. Teknik melambungkan.
e. Teknik memukul.
f. Teknik mengelak.

Penguasaan teknik individu
Dalam ketrampilan individu semuanya permainan kecil yang mempergunakan bola kecil dapat dikatakan sama atau hampir sama, hanya saja dalam permainan kasti dengan dua tiang hinggap adalah dasar permainan untuk mempergunakan taktik bermain bagi individu dalam memulai permainan, tetapi taktik ini juga sangat berhubungan dengan ketrampilan dasar yang betul-betul sudah dikuasainya, dan bila teknik yang sudah dikuasai dengan baik maka akan menimbulkan kepercayaan pada dirinya dalam melakukan suatu taktik, yaitu bagaimana ia akan menghindari lemparan dari regu lapangan yaitu dengan gerakan membungkuk, melompat ataupun meliuk dan sebagainya sehingga sulit untuk dilempar. Teknik dan taktik dalam permainan kasti ini yang utama bagi regu pemukul diantaranya adalah; regu pemukul dengan sendirinya sudah menguasai teknik memukul yang baik sehingga ia dapat mengaarahkan bolanya kemanapun yang ia suka,yaitu dengan membentuk posisi kakinya dan mengarahkan bahu ketempat sasaran yang akan dituju. Mungkin bola akan dipukul kuat, pelan, dan mungkin hanya menyentuhkan pemukulnya sajapada bola dan kemudian ia akan melanjutkan dengan teknik berlari yang baik, apakah ia akan berlari berbelok-belok atau membungkuk atau juga melompat.

Taktik regu lapangan
Taktik bagi regu lapangan adalah menjaga bola yang datang padanya dapat ditangkap dengan baik sehingga dapat menghasilkan satu nilai. Disamping teknik menangkap bola yang datang padanya sebagai kiriman dari temannya untuk dilanjutkan melempar pelari yang sedang berlari. Bagi mereka yang mempunyai keyakinan lemparannya tidak akan menghasilkan maka ia akan mengepung lawannya. Jadi usaha regu penjaga adalah bagaimana agar regu pemukul dapat dilempar atau seluruh bola yang dipukulnya dapat ditangkap, dan dapat melempar regu pemukul.

Peraturan Permainan Kasti
Bisa Anda Lihat Disini

Tag : Kasti, Lapangan Kasti, Peraturan Kasti, Lapngan, Lapangan Kasti Yang dimodifikasi, Permainan, Permainan Tradisional, Permainan Anak,Permainan Jaman Dulu,  

16/08/2012

16/08/2012

Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok

Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok


Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok

Teknik merupakan rangkuman metode yang dipergunakan dalam melakukan gerakan dalam suatu cabang olahraga. Teknik juga merupakan suatu proses gerakan dan pembuktian dalam suatu cabang olahraga, atau dengan kata lain teknik merupakan pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif dan rasional yang memungkinkan suatu hasil yang optimal dalam latihan atau perlombaan.
Teknik lompat jauh merupakan faktor yang sangat penting dan harus dikuasai seorang atlet pelompat. Teknik lompat jauh terdiri dari beberapa bagian yang dalam pelaksanaannya harus dirangkaikan secara baik dan harmonis. Menurut Jonath U. Haag & Krempel R. (1987: 197) bahwa, "Lompat jauh dapat dibagi ke dalam ancang-ancang, tumpuan, melayang dan mendarat". Sedangkan Soegito (1992: 55) menyatakan, “Faktor-faktor yang sangat menentukan untuk mencapai prestasi lompat jauh adalah awalan, tumpuan, lompatan, saat melayang, dan pendaratan”.
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, teknik lompat jauh terdiri empat tahapan yaitu awalan, tumpuan, melayang dan mendarat. Keempat tahapan tersebut harus dikuasai dan harus dilakukan dengan harmonis dan tidak terputus-putus agar dapat mencapai prestasi yang optimal. Untuk lebih jelasnya keempat teknik lompat jauh gaya jongkok dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:

1) Awalan
Awalan merupakan tahap pertama dalam lompat jauh. Tujuan awalan adalah untuk mendapatkan kecepatan maksimal pada saat akan melompat dan membawa pelompat pada posisi yang optimal untuk tolakan. Awalan yang benar merupakan prasyarat yang harus dipenuhi, untuk menghasilkan jarak lompatan yang sejauh-jauhnya. dan sambil mempertahankan kecepatan saat badan dalam posisi horisontal.

2) Tumpuan
Tumpuan merupakan perubahan gerak datar ke gerak tegak atau ke atas yang dilakukan secara cepat. Tumpuan dilakukan dengan cara yaitu, sebelumnya pelompat sudah mempersiapkan diri untuk melakukan tolakan sekuat-kuatnya pada langkah terakhir, sehingga seluruh tubuh terangkat ke atas melayang di udara. Tolakan dilakukan dengan menolakkan salah satu kaki untuk menumpu tanpa langkah melebihi papan tumpu untuk mendapatkan tolakan ke depan atas yang besar. Jes Jerver (2005: 26) menyatakan, “Maksud dari take off adalah merubah gerakan lari menjadi suatu lompatan, dengan melakukan lompatan tegak lurus, sambil mempertahankan kecepatan horisontal semaksimal mungkin”. Lompatan dilakukan dengan mencondongkan badan ke depan membuat sudut lebih kurang 45'.

3) Melayang di Udara
Sikap dan gerakan badan di udara sangat erat kaitannya dengan kecepatan awalan dan kekuatan tolakan. Karena pada waktu lepas dari papan tolak, badan si pelompat dipengaruhi oleh suatu kekuatan yang disebut “daya penarik bumi”. Daya penarik bumi ini bertitik tangkap pada suatu titik yang disebut titik berat badan (T.B./center of gravity). Titik berat badan ini letaknya kira-kira pada pinggang si pelompat sedikit di bawah pusar agak ke belakang. 

4) Pendaratan
Pendaratan merupakan tahap terakhir dari rangkaian gerakan lompat jauh. Pendaratan merupakan prestasi yang dicapai dalam lompat jauh. Mendarat dengan sikap dan gerakan yang efisien merupakan kunci pokok yang harus dipahami oleh pelompat. Mendarat dengan sikap badan hampir duduk dan kaki lurus ke depan merupakan pendaratan yang efisien. Pada waktu mulai menyentuh pasir, pelompat memegaskan lutut dan menggeserkan pinggang ke depan, sehingga badan bagian atas menjadi agak tegak dan lengan mengayun ke depan.




Gambar teknik lompat jauh gaya jongkok
Gambar Lapangan Lompat Jauh




Lihat Materi Pendjaskes yang Lain :





Tag : Olahraga, Pendjaskes, lompat jauh, lompat jangkit, atletik 

14/08/2012

14/08/2012

Sepak Takraw

Sepak Takraw


Sepak Takraw
Permainan Sepak Takraw sampai sekarang ini masih merupakan salah satu cabang olahraga yang belum memasyarakat, belum menjadi kegemaran masyarakat dari semua lapisan. Permainan Sepak Takraw baru merambah kepada masyarakat lapisan menengah ke bawah. Hal ini disebabkan permainan ini sulit dilakukan, berisiko cidera atau sakit lebih besar, dan masih ada kelompok masyarakat yang menganggap permainan Sepak Takraw sebagai olahraga yang kasar. Namun demikian perkembangan permainan Sepak Takraw terjadi sangat pesat sekali. Hal ini dapat dilihat mulai tahun 1983, seluruh daerah di Indonesia sudah memiliki Pengurus daerah (Pengda) atau sekarang bernama Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia (PSTI).
Permainan Sepak Takraw secara internasional telah membentuk induk organisasi tingkat asia sejak 1982, yang perkembangannya secara internasional sekarang ini sangat hebat. Tidak hanya negara-negara Asia Tenggara yang mengembangkan olahraga ini, tapi hampir seluruh bangsa di dunia ini mengembangkan permainan Sepak Takraw, seperti Amerika, Australia, dan sebagainya.
Untuk mengetahui lebih lanjut perkembangan permainan Sepak Takraw pada bab ini akan dijelaskan bagaimana olahraga ini berkembang, baik dari bentuk permainannya sendiri sampai pada aturan-aturan, teknik-teknik bermain, dan sebagainya.
Bentuk Permainan Sepak Takraw
Sepak Takraw adalah suatu permainan yang menggunakan bola yang terbuat dari rotan (takraw), dimainkan di atas lapangan yang datar berukuran panjang 13,40 m dan lebar 6,10 m. Ditengah-tengah dibatasi oleh jaring/net seperti permainan Bulutangkis. Pemainnya terdiri dari dua pihak yang berhadapan, masing-masing terdiri dari 3 (tiga) orang. Dalam permainan ini yang dipergunakan terutama kaki dan semua anggota badan kecuali tangan. Tujuan dari setiap pihak adalah mengembalikan bola sedemikian rupa sehingga dapat jatuh di lapangan lawan atau menyebabkan lawan membuat pelanggaran atau bermain salah. Definisi permainan Sepak Takraw sebagaimana tersebut di atas adalah Sepak Takraw Kompetisi. Sepak Takraw Kompetisi ini dipertandingkan dalam 3 nomor, yaitu : Tim, Regu dan Double-event (ketiga nomor ini akan dijelaskan pada bab selanjutnya. Pada tahun 2002 dikembangkan nomor Sepak Takraw baru yang disebut Sepak Takraw Lingkaran (Circle-game), yaitu sepak takraw yang dimainkan di lapangan berbentuk lingkaran, masing-masing regu terdiri dari 5 orang pemain, regu tersebut memainkan bola dengan cara mengoper ke teman secara berhadapan dengan nomor yang saling berurutan, dengan operan sesuai tingkat kesulitannya (tingkat kesulitan tinggi nilai 3, tingkat kesulitran rendah nilai 1. Permainan ini di batasi oleh waktu selama 10 menit untuk masing-masing babak. Regu yang memenangkan perlombaan adalah regu yang paling banyak mengumpulkan nilai selama waktu 10 menit tersebut. Pada tahun 2006 Sepak Takraw Lingkaran digantikan dengan nomor baru yaitu : Hoop-Takraw, bentuk permainan nomor ini hampir sama dengan sepak takraw Lingkaran (circle-game), tetapi pemain yang 5 orang tersebut harus memasukkan bola ke atas “Ring berdiameter 1 meter (bulatan besi) yang dipasang dengan tali setinggi 4,50 meter untuk puetri dan 4,75 meter untuk putera di tengah bulatan pemain. Pemain berusaha memasukkan bola ke ring sebanyak-banyaknya dengan pukulan yang telah ditentukan dalam waktu 30 menit (bentuk permainan nomor ini akan dijelaskan lebih lanjut pada bab berikutnya.
Ada nomor Sepak Takraw kompetisi yang baru diperkenalkan mulai tahun 2005 yang dikenal dengan nama “Double-event”, nomor ini dimainkan oleh 2 orang dalam satu regunya. Aturan permainannya sama dengan Sepak Takraw kompetisi, hanya pemain yang servis tidak dari daerah circle (tempat tekong biasa servis), tetapi dari garis belakang (base-line) dengan bola dilambungkan sendiri dan disepak melewati net. Nomor double-event ini akan dibahas lebih lanjut pada bab V halaman 56. .
Permainan Sepak Takraw kompetisi dasarnya adalah dari permainan Sepak Raga yang dimodifikasi untuk menjadi suatu bentuk permainan yang dipertandingkan. Sedangkan permainan Sepak Takraw lingkaran (Circle-game) adalah kembali kepada bentuk sepak raga yang awalnya muncul secara tradisional yang diperlombakan. Seperti kita ketahui permainan Sepak raga merupakan olahraga tradisional , yaitu suatu permainan rakyat sejak dulu yang terdapat dan populer di beberapa daerah di Indonesia dan Semenanjung Malaka mulai dari Myanmar sampai perbatasan Singapura. Permainan ini sangat digemari masyarakat bahkan di Malaysia termasuk olahraga wajib di sekolah. Permainan Sepak raga di Indonesia dan Malaysia, awalnya dimainkan oleh beberapa orang ( 6-9 orang) dalam suatu lingkaran yang disebut permainan Sepak raga bulatan.
Pada tahun 1945 di Malaysia permainan Sepak raga bulatan kemudian dimodifikasi menjadi bentuk permainan yang dimainkan di atas lapangan empat persegi panjang dan di tengah-tengahnya dipasang jaring yang dikenal dengan nama : Sepak raga Jaring . Olahrtaga ini juga berkembang di laos, Thailand dan Singapura. Dalam musyawarah yang diadakan Federasi Sepak Takraw Asia (ASTAF) pada tahun 1965 di Malaysia disepakati nama Sepak raga Jaring diganti namanya menjadi permainan Sepak Takraw. Sepak berasal dari bahasa Malaysia yang artinya memukul dengan kaki (menendang) dan Takraw dari bahasa Thailand (Takraw = bola yang terbuat dari rotan).
Gambar  bola takraw

Gambar Lapangan Sepak Takraw
 Keterangan:
*Panjang Lapangan: 13,42 meter.
*Lebar Lapangan : 6,10 meter.
*Garis Batas: adalah garis (lines) yang lebarnya+ 5 cm.
*Lingkaran Tengah
Ditengah sebuah lapangan ada lingkaran yaitu tempat melakukan sepakan permulaan (service). dengan garis tengah lingkaran 61 cm.
 *Garis seperempat lingkaran:
Pada penjuru tengah kedua lapangan terdapat garis seperempat lingkaran tempat melambungkan bola kepada pemain yang melakukan sepakan permulaan (service) dengan jari-jari 90 cm.
*Tiang
Dua buah tiang sebagai tempat pengikat jaring, didirikan pada sebelah luar kedua garis samping kiri dan kanan dengan jarak 30,5 cm dari garis samping.
*Tinggi tiang 1,55 meter untuk laki-laki dan 1.45 meter untuk perempuan.
*Jaring (net):
Jaring dibuat dari bahan benang kasar, tali, atau dari nylon dengan ukuran lubang-lubangnya 4-5 cm. Lebar jaring 72 cm dan panjangnya tidak lebih dari 6,71 m. Pada pinggir atas, bawah dan samping dibuat pita selebar + 5 cm yang diperkuat dengan tali yang diikatkan pada kedua ring. Tinggi jaring 1,55 m dari tanah/lantai.

Teknik-Teknik dalam sepak takraw
Upaya untuk dapat bermain sepak takraw yang baik haruslah mengenal dan mampu menguasai ketrampilan yang baik tentang dasar bermain sepak takraw. Untuk itu atlet harus menguasai teknik-teknik dasar dalam permainan sepak takraw. Teknik dasar bermain sepak takraw menurut Ratinus Darwis :
1. Sepak Sila
Sepak sila adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian dalam gunanya untuk menerima dan menimang bola, mengumpan dan menyelamatkan serangan lawan.
2. Sepak Kuda (Sepak Kura)
Sepak kuda atau sepak kura adalah sepakan dengan menggunakan kura kaki atau dengan punggung kaki. Digunakan untuk menyelamatkan bola dari serangan lawan, memainkan bola dengan usaha menyelamatkan bola dan mengambil bola yang rendah.
3. Sepak Cungkil
Sepak cungkil adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki (jari kaki). Digunakan untuk mengambil bola yang jauh, rendah dan bola-bola yang liar pantulan dari bloking.
4. Menapak
Menapak adalah menyepak bola dengan menggunakan telapak kaki. Digunakan untuk : smash ke pihak lawan, menahan atau membloking smash dari pihak lawan dan menyelamatkan bola dekat net (jaring).
5. Sepak Simpuh atau Sepak Badek
Sepak badek adalah menyepak bola dengan kaki bagian luar atau samping luar. Digunakan untuk menyelamatkan bola dari pihak lawan dan mengontrol bola dalam usaha penyelamatan.
6. Main Kepala (heading)
Main Kepala (heading) adalah memainkan bola dengan kepala. Digunakan untuk menerima bola pertama dari pihak lawan, meyelamatkan bola dari serangan lawan.
7. Mendada
Mendada adalah memainkan bola dengan dada, digunakan untuk mengontrol bola untuk dapat dimainkan selanjutnya.
8. Memaha
Memaha adalah memainkan bola dengan paha dalam usaha mengontrol bola, digunakan untuk menahan, menerima dan menyelamatkan bola dari serangan lawan.
9. Membahu
Membahu adalah memainkan bola dengan bahu dalam usaha mempertahankan dari serangan pihak lawan yang mendadak, dimana pihak pertahanan dalam keadaan terdesak dan dalam posisi yang kurang baik.

Demikian sekilas tentang teknik bermain Sepak Takraw, agar menjadi pemain sepak takraw yang handal harus menguasai teknik dasar permainan memiliki kondisi fisik yang baik hal ini hanya dapat terwujud dengan latihan yang terprogram dengan benar, sistematis dan mempunyai tujuan yang jelas.
Peran seorang Pelatih juga tidak terlepas dari keberhasilan prestasi seorang atlit sepak takraw




Lihat Materi Pendjaskes yang Lain :





Entri Populer

Kartun

 
© Copyright 2012 : Media Belajarku
Template by : Blogger Templates | ZonaBlogger.com | Didukung Oleh : Blogger.com